BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dua
indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan
pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling
berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung
pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum,
kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya
proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung
pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab
itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah
dua masalah yang saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya
bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan
agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan
perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar,
peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan
permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva
phillips dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih
tinggi. Dan begitu juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips
menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para
pembuat kebijakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.
Apa pengertian
dan macam Inflasi?
2.
Apa penyebab timbulnya Inflasi?
3.
Bagaimana cara
perhitungan inflasi dan apa pengaruh
inflasi?
4.
Apa pengertian
dan bentuk pengangguran?
5.
Apa saja
penyebab pengangguran?
- Bagaimana hubungan pengangguran dan inflasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Macam Inflasi
1.
Pengertian
Inflasi
Inflasi
adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Dari
definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah
terjadi inflasi:[1]
a. Kenaikan
harga
Harga suatu
komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode
sebelumnya.
b. Bersifat
umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan
inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.
c. Berlangsung
terus-menerus
Kenaikan harga
yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya
sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal
bulanan.
Lawan inflasi adalah deflasi yaitu suatu proses atau
peristiwa penurunan tingkat harga umum. Seperti dalam inflasi dalam proses
deflasi pun, mungkin sekelompok harga barang dan jasa itu naik dan sekelompok
lainnya turun, tapi hasil akhirnya adalah turun, atau umumnya adalah turun.
Harus diingat baik-baik bahwa inflasi maupun deflasi kedua-duanya adalah proses
atau peristiwa, dan bukannya tingkat harga. Misalnya tingkat harga umum yang
dianggap tinggi, belum menunjukkan inflasi jika hanya proses kenaikan harga.[2]
2.
Macam
Inflasi
Ada
berbagai macam inflasi, yaitu:
a. Berdasarkan tingkat tingginya
inflasi
1) Inflasi ringan (dibawah 10%
pertahun)
2) Inflasi sedang (10% sampai 30%
pertahun)
3) Inflasi berat (antara 30% sampai
100% pertahun)
4) Hiper inflasi (diatas 100% pertahun)
b. Berdasarkan
Sebabnya
1) Inflasi
yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat
disebut Demand Inflation.
2) Inflasi
yang timbul karena kenaikan ongkos produksi disebut Cost Inflation.
c. Berdasarkan Asalnya
1) Inflasi Dalam Negeri (Domestic Inflation) adalah
inflasi yang terjadi didalam negeri, umumnya disebabkan karena defisit anggaran
belanja yang dibiayai oleh percetakan uang baru, kenaikan upah, dll.
2) Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation) adalah
inflasi yang disebabkan karena naiknya harga barang-barang impor, yang terjadi
karena kenaikan tarif impor barang atau karena tingginya biaya produksi di luar
negeri.[3]
B. Penyebab
Timbulnya Inflasi
1.
Inflasi akibat tarikan permintaan dan
desakan biaya
a. Inflasi
akibat tarikan permintaan (demand-pull inflation)
Inflasi terjadi karena jumlah barang yang diminta
secara total (aggregate demand atau AD) melebihi jumlah barang yang ditawarkan
dalam perekonomian (aggregate supply atau AS) dengan kata lain, permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa tertentu selalu mengalami peningkatan
sementara di sisi lain kapasitas produksi tetap atau tidak dapat ditingkatkan.
b.
Desakan Biaya (Cost Push
Inflation)
Terjadi akibat adanya kelangkaan distribusi. Walaupun tidak ada
permintaan yang meningkat secara signifikan. Yang memicu terjadinya kenaikan
harga ialah karena ketidaklancaran arus distribusi atau berkurangnya barang
yang di produksi yang tersedia pada rata rata permintaan normal. Hal ini juga dapat
terjadi karena naiknya biaya produksi.[4]
2.
Inflasi menurut teori kuantitas
Menurut teori kuantitas ada dua penyebab terjadinya
inflasi:
a. Jumlah
uang yang beredar (JUB) melebihi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
b. Harapan
psikologi akan terjadinya kenaikan harga di masa yang akan datang memperparah
terjadinya inflasi.
Jumlah uang beredar yang berlebihan merupakan
pendorong utama terjadinya inflasi, baik uang kartal maupun uang giral. Ada
beberapa sebab terjadinya kelebihan JUB, diantaranya karena terjadinya defisit
anggaran pemerintah yang dibiayai dari mencetak uang. Semakin besar defisit
anggaran pemerinyah yang dibiayai dari mencetak uang, maka inflasi yang terjadi
semakin parah.
Selain jumlah uang beredar, harapan psikologi
masyarakat mengenai harga di masa datang juga akan mengakibatkan inflasi.
Apabila masyarakat mengharapkan dan memperkirakan bahwa harga di masa mendatang
akan mengalami kenaikan, maka penambahan jumlah uang beredar akan direspon
dengan membelanjaka uang yang diterima tersebut. Tindakan ini dilakukan
masyarakat untuk menghindari kerugian dari memegang uag tunai dan
membelanjakannya dalam bentuk barang. Kondisi ini akan makin parah apabila
masyarakat sudah meyakini bahwa kenaikan harga dari waktu ke waktu makin besar
sehingga masyarakat akan merespon dengan membelanjakan uangnya melebihi dari
tambahan jumlah uang beredar.
3.
Inflasi akibat perang
Kenaikan jumlah uang beredar juga dapat disebabkan
oleh perang atau ketidaksetabilan politik suatu negara. Dalam kondisi perang
dan ketidaksetabilan politik, pemerintah membutuhkan biaya yang besar. Apabila
pendanaannya dibiayai dengan mencetak uang baru maka ini akan memicu terjadinya
inflasi. Inflasi jenis ini disebut dengan inflasi perang (war inflation).
Contoh konkrit dari inflasi ini pernah dialami oleh Amerika Serikat. Pada saat
perang dunia II, Amerika Serikat telah mengambil tindakan moneter untuk
mencegah terjadinya ekspansi kredit bank. Ini berarti bahwa untuk membiayai
defisit anggaran, pemerintah membiayainya dengan menjual obligasi kepada masyarakat,
dan bukan pada bank. Akibatnya hal ini menimbulkan tekanan yang kuat pada suku
bunga, karena masyarakat hanya akan bersedia membeli obligasi dengan tingkat
suku bunga yang sedemikian tinggi (harga obligasi menjadi murah).[5]
4.
Inflasi
menurut teori Keynes
Menurut Keynes, Inflasi terjadi karena beberapa
kelompok masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya secara ekonomi.
Kelompok masyarakat ini dapat dibedaka menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Pemerintah
b. Pengusaha
swasta
c. Serikat
buruh
C. Cara Perhitungan Inflasi dan Pengaruh Inflasi
1.
Cara
Perhitungan Inflasi
Inflasi pada dasarnya mengukur perubahan kenaikan
harga dari waktu ke waktu, baik bulanan, triwulan, kuartalan, maupun tahunan.
Angka indeks biaya hidup mencatat perubahan harga barang-barang dan jasa-jasa
sehingga dapat menentukan kondisi inflasi (kenaikan harga) ataupun deflasi
(penurunan harga). Salah satu angka indeks yang dipakai untuk menghitung
inflasi adalah angka indeks Laspeyres:
L
= ∑ PnQ0 x 100
∑ P0Q0
L : Indeks Laspeyres
Pn : Indeks harga barang tahun perhitungan
P0 : Indeks barang dan jasa tahun
dasar (base year)
Q0 : Jumlah barang dan jasa pada
tahun dasar
Tahun dasar merupakan tahun basis
yang digunakan sebagai dasar perhitungan perubahan harga, yang biasanya diberi
nilai 100. Pada tahun berikutnya, apabila indeksnya lebih besar dari 100
berarti terjadi kenaikan harga, sebaliknya apabila nilainya kurang dari 100
berarti terjadi penurunan harga. Penentuan tahun dasar haruslah memiliki alasan
yang sangat rasional karena digunakan sebagai tahun dasar perhitungan.[6]
2.
Pengaruh
Inflasi
Sebenarnya siapa yang diuntungkan dan dirugikan
dengan terjadinya inflasi? Inflasi akan menguntungkan bagi kelompok yang
memiliki uang yang lebih karena uang tersebut dapat diinvestasikan pada asset
tanah, rumah dan dialokasikan di pasar uang. Bentuk-bentuk asset tersebut akan
mengalami kenaikan harga yang jauh lebih cepat daripada bentuk asset tersebut.
Sebaliknya kelompok pendapatan rendah akan mengalami penurunan daya beli uang
yang dimiliki untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Uang yang dimiliki akan
mengalami penurunan daya beli sehingga secara riil pendapatan orang tersebut
akan mengalami penurunan seiring kenaikan inflasi. Pendapatan riil merupakan
pendapatan nominal dibagi dengan perubahan harga, atau dapat dituliskan:
Yriil = Ynom
P
Keterangan
:
Yriil
: pendapatan riil
Ynom : pendapatan nominal
P : perubahan harga
Peminjam uang (debitur) akan diuntungkan apabila
terjadi inflasi, terlebih apabila pinjamannya dalam jangka panjang. Misalnya
jumlah pinjamannya 100 juta rupiah dengan tingkat bunga 10 persen per tahun.
Apabila selama setahun tingkat inflasi adalaha 30 persen, maka debitur tersebut
diuntungkan paling tidak karena nilai uang 100 juta setahun sekarang lebih
rendah daripada nilai uang tersebut setahun silam.[7]
D. Pengertian dan Bentuk Pengangguran
1.
Pengertian
Pengangguran
Pengangguran (unemployment) merupakan masalah yang
selalu hampir ada dalam setiap perekonomian, terutama di negara berkembang
seperti Indonesia. Secara umum, pengangguran didefinisikan sebagai ketidak
mampuan angkatan kerja (labor force) untuk memperoleh pekerjaan sesuai yang
mereka butuhkan dan mereka inginkan. Dengan kata lain, pengangguran merujuk
pada situasi atau keadaan dimana seseorang menghadapi ketiadaan kesempatan
kerja.[8]
Pengagguran tidaklah selalu identik dengan orang yang tidak memiliki pekerjaan
atau sedang mencari pekerjaan. Orang yang sudah memiliki pekerjaan dan
menjalankan pekerjaannya juga dapat digolongkan sebagai pengangguran karena
konsep pengangguran dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu:
a. Waktu
b. Intensitas
pekerjaan
c. Produktivitas
Orang yang sudah bekerja dapat digolongkan sebagai
setengah pengagguran apabila pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut tidak
sesuai dengan keterampilan dan keahlian yang dimilikinya sehingga hasil akhir
dari pekerjaannya dibawah produktivitas yang seharusnya.
2.
Bentuk
Pengangguran
Edgar O. Edwards menggolongkan pengangguran menjadi
lima bentuk, yaitu:
a. Pengangguran
terbuka (open unemployment)
Pengangguran terbuka dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:[9]
1) Pengangguran
sukarela
Pengangguran
sukarela merupakan kelompok angkatan kerja yang memilih tidak bekerja karena
tidak tersedia digaji pada jumlah tertentu maupun mengharapkan pekerjaan yang
lebih baik.
2) Pengangguran
terpaksa
Pengangguran
terpaksa merupakan kelompok angkatan kerja yang bersedia bekerja tetapi belum
mendapatkan pekerjaan.
Besarnya tingkat
pengangguran terbuka, dihitung dengan cara membagi jumlah pengangguran terbuka
dengan jumlah angkatan kerja pada tahun yang bersangkutan.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Pengangguran Terbuka = pengangguran terbuka x 100
Angkatan Kerja
b. Setengah
pengangguran (underemployment)
Tenaga kerja
yang termasuk setengah menganggur adalah kelompok tenaga kerja yang lamanya
bekerja (dalam satuan hari, jam, ataupun minggu) kurang dari yang seharusnya
mereka bisa kerjakan. Misalnya orang yang sudah memiliki pekerjaan, tetapi
orang tersebut malas-malasan, datang terlambat, maupun mendahului pulang.
c. Bekerja
secara tidak penuh
1) Pengangguran
tak kentara (disguised unemployment)
Contoh pengangguran tak kentara adalah petani yang
bekerja di sawah selama sehari penuh dari pagi sampai sore. Bila dilihat dari
jumlah pekerjaan yang harus dikerjakan di sawah, pekerjaan tersebut tidaklah
perlu dilakukan sehari penuh, melainkan cukup setengah hari saja.
2) Pengangguran
tersembunyi (hidden unemployment)
Penyebab
penagngguran tersembunyi adalah orang yang bekerja tidak sesuai dengan jenis
dan tingkat pendidikannya sehingga orang tersebut tidak dapat bekerja secara
maksimal.
3) Pensiun
awal
Pensiun awal
memiliki tujuan tertentu, misalnya untuk memberi kesempatan tenaga kerja baru
yang memiliki pemikiran yang lebih aplikatif maupun mengurangi tenaga kerja tua
yang produktivitasnya mulai menurun.
d. Tenaga
kerja lemah (impaired)
Kelompok ini
sebenarnya memiliki pekerjaan dan bekerja secara penuh, tetapi intensitasnya
rendah. Jenis pengangguran ini dikarenakan kurang gizi maupun menderita
penyakit tertentu.
e. Tenaga
kerja tidak produktif
Kelompok
angkatan kerja ini sebenarnya sudah memiliki pekerjaan dan mampu bekerja secara
produktif, tapi karena kurangnya fasilitas yang dimiliki perusahaan
mengakibatkan mereka menghasilkan pekerjaan yang tidak memuaskan. Misalnya
mesin yang dimiliki sudah usang, kondisi pabrik yang tidak nyaman, maupun bahan
baku yang tidak tersedia secara rutin.
E. Penyebab Pengangguran
1. Pertumbuhan
penduduk yang tinggi
Pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi masalah
pembangunan yang serius apabila penduduk tersebut tidak memiliki keahlian dan
perekonomian tidak mampu menyerapnya di pasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan
antara pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan kemampuan perekonomian
menyediakan lapangan pekerjaan akan menyebabkan terjadinya pengangguran.
Pertumbuhan penduduk di negara berkembang yang lebih tinggi daripada begara
maju merupakan salah satu pemicu terjadinya pengangguran, selain kemampuan
negara maju yang mampu menyediakan kesempatan kerja bagi penduduknya.[10]
2. Rendahnya laju
investasi produktif
Rendahnya invstasi di negara berkembang merupakan
salah satu penyebab rendahnya kesempatan kerja yang tersedia bagi masyarakat.
Meskipun sumber daya alam yang dimiliki melimpah, tetapi kapasitas produksi dan
sumber daya yang ada belum digunakan secara penuh (underemployment) sehingga
terjadi idle capacity.
3. Siklus bisnis
yang melemah
Dalam siklus bisnis ada gelombang fluktuasi kegiatan
ekonomi secara umum yang dikenal sebagai gelombang konjungtur. Siklus bisnis
secara actual diukur dari GNP riil yang merupakan nilai pasar dari barang dan
jasa yang dihasilkan selama satu tahun. Pada saat puncak kegiatan bisnis
(peak), kebutuhan akan tenaga kerja sangat besar sehingga pada kondisi ini
jumlah pengangguran relatif rendah. Setelah kondisi puncak, siklus bisnis
mengalami kelesuan da pada kondisi puncak kelesuan (trough) kebutuhan akan
tenaga kerja sangat sedikit, sehingga tenaga kerja yag ada tidak dipekerjakan
sehingga mengalami pengangguran. Ada kalanya pengangguran semacam ini bersifat
haya sementara saja selama kondisi siklus bisnis mengalami kelesuan.
4. Rendahnya
kualitas pendidikan masyarakat
Pengangguran dapat terjadi karena masyarakat tidak
mampu memanfaatkan kesempatan kerja yang tersedia. ketidakmampuan dalam
memanfaatkan kesempatan kerja tersebut, salah satunya disebabkan oleh
ketidaksesuaian keahlian yang dibutuhkan dengan keahlian tenaga kerja yang
dimiliki. Di sebagian negara berkembang, rendahnya keahlian angkatan kerja
dikarenakan rendahnya kualitas pendidikan yang diperoleh masyarakat.
Dengan demikian, kesempatan kerja yang tersedia itu
akan dimanfaatkan oleh tenaga kerja yang berasal dari luar daerah tersebut atau
bahkan dari luar negeri. Pengagguran yang terjadi disebabkan karena rendahnya
kualitas pendidikan dari angkatan kerja yang bersangkutan, maka cara untuk
mengatasinya adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan, baik melalui
jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non formal.[11]
5. Strategi
industri yang labor saving
Kemajuan teknologi yang terjadi di satu sisi mengakibatkan
meningkatnya jumlah outpun yang mampu dihasilkan dan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi. Disisi lain, kemajuan teknologi kadang juga diikuti dengan penghematan
penggunaan tenaga kerja (labor saving) pada suatu proses produksi dan
menggunakan modal secara intensif (capital intensive) yang pada akhinya akan
menimbulkan pengangguran.
Dalam buku pengantar teori makroekonomi disebutkan
bahwa faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran
agregat. Para pengusaaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk
mencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya akan dapat diperoleh apabila para
pengusaha dapat menjual barang yang mereka produksikan. Semakin besar
permintaan, semakin banyak barang dan jasa yang akan mereka wujudkan. Kenaikan
produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian
terdapat perhubungan yang erat di antara tingkat pendapatan nasional yang
dicapai dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan, semakin tinggi
pendapatan nasional, semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian.[12]
Telah diterangkan dalam uraian sebelum ini bahwa
pada umumnya pengeluaran agregat yang terwujud dalam perekonomian adalah lebih
rendah dari pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh. Kekurangan permintaan agregat ini adalah faktor penting
yang menimbulkan pengangguran. Disamping itu faktor-faktor lain yang
menimbulkan pengangguran adalah :
1. Menganggur
karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik.
2. Pengusaha
menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja
3. Ketidaksesuaian diantara ketrapilan pekerja yang sebenernya
dengan ketrampilan yang diperlukan dalam industi-industri
F. Hubungan Pengangguran dan Inflasi
Inflasi dan pengagguran merupakan dua masalah
ekonomi yang sangat kursial, baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Lebih parah lagi, antara inflasi dan pengangguran sering kali terjadi trade-off
pada saat yang bersamaan, artinya apabila kebijakan pemerintah diarahkan untuk menurunkan
inflasi, maka pengangguran akan mengalami peningkatan. Sebaliknya apabila
pemerintah ingin menurunkan pengangguran, maka inflasi akan meningkat.[13]
Mekanisme transmisinya jelas, pembangunan memerlukan
investasi dan peningkatan pengeluaran pemerintah yang mengakibatkan permintaan
efektif barang dan jasa meningkat. Peningkatan permintaan efektif tanpa diikuti
perluasan kapasitas produksi akan mengakibatkan kenaikan harga barang dan jasa.
Pengangguran dapat memperlunak laju inflasi di suatu negara karena dengan
adanya pengangguran, maka daya beli masyarakat akan menurun sehingga akan
mengurangi permintaan efektif yang pada akhirnya menurunkan harga.
Kenaikan harga barang dan jasa secara akumulatif
dari waktu ke waktu akan mengakibatkan kemampuan daya beli masyarakat akan
menurun. Penurunan ini akan berdampak pada bergesernya permintaan efektif
masyarakat sehingga barang dan jasa yang dihasilkan tidak terbeli. Kondisi ini
selanjutnya akan berdampak pada pengangguran produksi oleh perusahaan yang
tentunya konsekuensi langsungya adalah pengangguran tenaga kerja. Pengangguran
tenaga kerja secara akumulatif akan menambah angka pengagguran, baik
pengangguran sementara maupun pengangguran permanen. Pengangguran jelas akan
mengakibatkan kemiskinan, atau metode trasmisinya tergambar pada Gambar dibawah
ini.[14]
Dalam
jangka pendek, kenaikan tingkat inflasi menunjukkan pertumbuhan perekonomian,
namun dalam jangka panjang, tingkat inflasi yang tinggi dapat memberikan dampak
yang buruk. Tingginya tingkat inflasi menyebabkan harga barang domestik relatif
lebih mahal dibanding dengan harga barang impor.
Masyarakat
terdorong untuk membeli barang impor yang relatif lebih murah. Harga yang lebih
mahal menyebabkan turunya daya saing barang domestik di pasar internasional.
Hal ini berdampak pada nilai ekspor cenderung turun, sebaliknya nilai impor
cenderung naik. Kurang bersaingnya harga barang jasa domestik menyebabkan
rendahnya permintaan terhadap produk dalam negeri. Produksi menjadi dikurangi.
Sejumlah pengusaha akan mengurangi produksi. Produksi berkurang akan
menyebabkan sejumlah pekerja kehilangan pekerjaan.
Para
ekonom berpendapat bahwa tingkat inflasi yang terlalu tinggi merupakan indikasi
awal memburuknya perekonomian suatu negara. Tingkat inflasi yang tinggi dapat
mendorong Bank Sentral menaikkan tingkat bunga. Hal ini menyebabkan terjadinya
kontraksi atau pertumbuhan negatif di sektor riil.
Dampak
yang lebih jauh adalah pengangguran menjadi semakin tinggi. Dengan demikian,
tingkat inflasi dan tingkat pengangguran merupakan dua parameter yang dapat
digunakan untuk mengukur baik buruknya kesehatan ekonomi yang dihadapi suatu
negara.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Inflasi
adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus.
Macam Inflasi, Ada berbagai macam
inflasi, yaitu:
a. Berdasarkan tingkat tingginya
inflasi: Inflasi ringan (dibawah 10% pertahun), Inflasi sedang (10% sampai 30%
pertahun), Inflasi berat (antara 30% sampai 100% pertahun), Hiper inflasi
(diatas 100% pertahun)
a. Berdasarkan
Sebabnya : Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai
barang terlalu kuat disebut Demand Inflation, dan Inflasi yang timbul
karena kenaikan ongkos produksi disebut Cost Inflation.
b. Berdasarkan Asalnya: inflasi dalam
negeri dan inflasi luar negeri
2. Penyebab
Timbulnya Inflasi: Inflasi akibat tarikan permintaan dan desakan biaya, Inflasi
menurut teori kuantitas, Inflasi akibat perang
- Cara penghitungan inflasi: Salah satu angka indeks yang dipakai untuk menghitung inflasi adalah angka indeks Laspeyres:
L
= ∑ PnQ0 x 100
∑ P0Q0
Pengaruh Inflasi: Sebenarnya siapa
yang diuntungkan dan dirugikan dengan terjadinya inflasi? Inflasi akan
menguntungkan bagi kelompok yang memiliki uang yang lebih karena uang tersebut
dapat diinvestasikan pada asset tanah, rumah dan dialokasikan di pasar uang.
4. pengangguran
didefinisikan sebagai ketidak mampuan angkatan kerja (labor force) untuk
memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka inginkan. Dengan
kata lain, pengangguran merujuk pada situasi atau keadaan dimana seseorang
menghadapi ketiadaan kesempatan kerja.
Bentuk
pengangguran: Pengangguran terbuka (open unemployment), Setengah pengangguran
(underemployment),bekerja setengah terpaksa, Tenaga kerja lemah (impaired),
Tenaga kerja tidak produktif.
5.
Penyebab Pengangguran: Pertumbuhan penduduk yang tinggi, Rendahnya
laju investasi produktif, Siklus bisnis yang melemah, Rendahnya kualitas
pendidikan masyarakat, strategi industry yang labour saving.
- Hubungan Pengangguran dan Inflasi
Inflasi dan pengagguran merupakan dua masalah
ekonomi yang sangat kursial, baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Lebih parah lagi, antara inflasi dan pengangguran sering kali terjadi trade-off
pada saat yang bersamaan, artinya apabila kebijakan pemerintah diarahkan untuk
menurunkan inflasi, maka pengangguran akan mengalami peningkatan. Sebaliknya
apabila pemerintah ingin menurunkan pengangguran, maka inflasi akan meningkat.
B. Penutup
Demikianlah
makalah yang dapat kami susun dan kami sampaikan, semoga dapat menambah wawasan
bagi kita semua. Kami sadar makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami nantikan
demi perbaikan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ace Partadiredja. 2002. Pengantar Ekonomika. Yogyakarta:BPFE.
Boediono. 2001. Ekonomi Makro. Yogyakarta:BPFE.
Pratahma Raharja dan Mandala Manurung. 2005. Teori
Ekonomi Makro Suatu Pengantar.
Jakarta: LPFEUI.
Suparmono. 2002. Pengantar Ekonomika
Makro. Yogyakarta:YKPN.
Sadono Sukirno. 2002.Pengantar Teori Makroekonomi.
Jakarta:Raja Grafindo Persada.
[1] Pratahma Raharja dan Mandala Manurung, Teori
Ekonomi Makro Suatu Pengantar, Jakarta,
LPFEUI, 2005, hlm., 175-176
[3] Boediono, Ekonomi Makro, Yogyakarta,
BPFE, 2001, hlm., 155-159
[4] Suparmono, Pengantar
Ekonomika Makro, Yogyakarta, YKPN, 2002, hlm., 128-134
[5] Ibid, hlm., 136
[6] Ibid, hlm.,137
[7] Ibid, hlm., 142
[8] Ibid, hlm., 164
[9] Ibid, hm., 165
[10] Ibid, hlm., 166
[11] Ibid, hlm., 169
[12] Sadono Sukirno, Pengantar
Teori Makroekonomi, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2002, hlm., 14
[13]
Suparmono, Op. Cit., hlm.,
169
[14] Ibid, hlm., 171
Inflasi terus menggerus! memang udah saatnya pinter-pinter deh atur duit.. Baca artikel ini agar terhindar dari inflasi.
BalasHapusinvestasi yang aman dari inflasi
permisi numpang promo yah,
BalasHapusAgen Casino Terbesar di Indonesia !
VAZBET - Agen SBO Casino
Menyediakan Promo tahun baru 2019!
- Untuk new member Deposit minimal 50.000 dapat bonus 20%!
- Sedang kurang hoki? kami berikan cashback sebesar 5% dari total kekalahan mingguan !
(min total kekalahan 500rb)
- Bonus next deposit 5% dengan minimal deposit 50rb !
WA: +855 878 795 20
Website: WWW . VAZBETGAME . COM