Selasa, 12 Mei 2015

HAL-HAL YANG BERTENTANGAN DENGAN TAUHID



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mengingat pentingnya peranan tauhid dalam kehidupan manusia, maka hal ini menjadi sebuah kewajiban bagi setiap orang untuk mempelajarinya. Karena tauhid tidak hanya sekedar mengenal dan memahami bahkan mengerti bahwa pencipta alam seisinya adalah Allah dan tidak hanya sekedar tahu bukti-bukti rasional akan kebenaran wujudNya, KeesaanNya dan bukan pula sekedar megenal Asma dan sifatNya. Tetapi tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah dengan cara menghambakan diri kepada Allah secara murni dan konsekuen dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan penuh rasa rendah diri dan penuh rasa cinta kepadaNya.
Di zaman sekarang ini banyak orang-orang yang memilih cara-cara yang bertentangan dengan akidah Islam. Yang mereka inginkan adalah bagaimana masalah tersebut dapat selesai dengan cepat tanpa memikirkan bertentangan tidaknya dengan agama Islam. Misalkan mereka datang ke seorang dukun, menggunakan dukun dan sebagainya. Mereka seakan lupa dengan hakikat dirinya sendiri sebagai hamba Allah yang harus menyembah dan meminta pertolongan hanya kepadaNya
Oleh karena itu tentu saja sebuah usaha pemurnian tauhid tidak akan tuntas dengan menjelaskan makna tauhid saja, tetapi perlu juga disertai dengan menjelaskan tentang berbagai hal yang dapat merusak atau menodai tauhid itu sendiri. Untuk itu dalam makalah kali ini penulis berusaha akan menjelaska secara singkat berbagai macam bentuk tindakan dan perbuatan yang dapat merusak tauhid dan menodai kemurniannya.

B.     Rumusan Masalah
Dari makalah yang kami buat ini, yang dapat kami paparkan adalah sebagai berikut:
1.      Apakah Syirik itu?
2.      Apakah Kufur itu?
3.      Apakah Nifak itu?
4.      Apakah Murtad itu?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Syirik
1.      Pengertian Syirik
Syirik yaitu menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah pada apa yang menjadi kekhususan Allah. Yang dimaksud dengan penyamaan disini adalah semua bentuk kesekutuan, baik Allah menyamai yang lain pada kesekutuan itu, maupun Allah melebihinya. Secara khusus syirik yaitu menjadikan sesuatu selain Allah sebagai Tuhan yang disembah dan ditaati disamping Allah.[1]
Menurut Yusuf Qardhawy dalam bukunya Hakikat Tauhid dan Fenomena Kemusyrikan, Syirik adalah menjadikan sesuatu sebagai sekutu Allah dalam hal-hal yang merupakan hak murni Allah. Seperti menjadikan Tuhan atau beberapa Tuhan selain Allah yang disembah, ditaati, dimintai pertolongan, dicintai atau lainnya.
Penyabab Syirik ada dua, yang pertama, kaum musyrik dahulu membuat sekutu bagi Allah dari Malaikat, wali atau orang sholeh kecuali jika mereka merasakan kemakmuran dan kelonggaran. Begitu mereka berada di dalam kesempitan, maka dengan serta merta, mereka berdo’a dengan tulus dan murni hanya kepada Allah. Sebab Kedua adalah orang dahulu menyekutukan Allah dengan manusia yang sholeh atau dengan batu dan pohon. Tetapi orang sekarang justru membuat orang yang faseq penuh dosa sebagai sekutu Allah.[2]
2.      Jenis Syirik
Syirik mempunyai tiga jenis yaitu; syirik besar, syirik kecil, syirik tersembunyi.
a.       Syirik Besar adalah bahwa ia menjadikan sekutu selain Allah yang ia sembah dan taati sama seperti ia menyembah dan mentaati Allah.[3] Syirik besar terbagi dalam enam jenis.
a)      Syirik doa, yaitu berdoa kepada selain Allah sama seperti berdoa kepada Allah, baik sebagai permohonan maupun sebagai ibadah.
b)      Syirik dalam niat, motivasi dan tujuan, yaitu seorang hamba melakukan suatu pekerjaan dengan niat, motivasi, dan tujuan mutlak selain Allah.
c)      Syirik dalam ketaatan, yaitu menyamakan sembahan selain Allah dengan Allah dalam hal hak menentukan syariat dalam hukum.
d)     Syirik dalam cinta, yaitu bahwa ia mencintai sesuatu selain Allah sama dengan cintanya kepada Allah, mungkin lebih sedikit mungkin juga lebih banyak. Dan cinta ini menumbuhkan ketundukan dan kepasrahan.
e)      Syirik dalam rasa takut, yaitu timbul dari asumsi atau keyakinan akan terjadinya suatu mudharat.
f)        Syirik dalam tawakal, tawakal adalah menyerahkan urusan sepenuhnya kepada Allah dan bergantung kepadaNya dalam memperoleh suatu keinginan. Dengan demikian maka tawakal tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah.[4]
b.      Syirik Kecil adalah bahwa ia menyamakan sesuatu selain Allah, dengan Allah dalam bentuk perkataan dan berbuatan. Syirik dalam bentuk amal adalah riya. Sedangkan dalam bentuk perkataan lisan adalah lafaz-lafaz yang mengandung makna menyamakan Allah dengan sesuatu yang lain.[5]
Adapun bentuk-bentuk dari syirik kecil diantaranya;
a)      Bersumpah dengan selain Allah, seperti bersumpah dengan Nabi, Ka’bah yang mulia, wali, pembesar, tanah air, nenek moyang atau makhluk-makhluk lainnya.
b)      Memakai gelang dan benang penangkal, dengan tujuan untuk menolak balak atau membentengi diri darinya.
c)      Mengalungkan jimat, dengan maksud dugaan jimat itu bisa mengusir jin, menolak keburukan dan mendatangkan kebaikan.
d)     Ruqyah (Mantera atau Jampi), yaitu kalimat-kalimat atau gumaman-gumaman tertentu yang biasa dilakukan oleh masyarakat jahiliyah dengan keyakinan bisa menangkal bahaya, dengan meminta bantuan jin.
e)      Sihir, yaitu semacam cara pengelabuhan dan penipuan, diantaranya ada yang menggunakan azimat, mantera, dan tipuan-tipuan mulut.
f)       Ramalan Perbintangan, yaitu pengakuan (klaim) mengetahui masa depan, baik secara  umum atau khusus dengan perantaraan bintang (astrologi).
g)      Pelet, menuliskan huruf dan kalimat tertentu, atau mengalungkan sesuatu dan semacamnya, dengan klaim menjadikan wanita (istri) mencintai laki-laki (suami), ataupun sebaliknya.
h)      Perdukunan, memberikan informasi tentang hal-hal gaib di masa mendatang, atau menginformasikan tentang sesuatu yang ada pada hati manusia.
i)        Menyembelih untuk selain Allah, maksudnya binatang yang disembelih dengan nama selain Allah, seperti berhala dan semacamnya.
j)        Berperasaan sial karena melihat, mendengar, atau bertemu sesuatu.[6]
k)      Bernadzar untuk selain Allah seperti yang telah Allah firmankan dalam QS Al-Baqarah : 270 yang artinya “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nadzarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolong baginya”.[7]
c.       Syirik Tersembunyi adalah syirik yang tersembunyi dalam hakikat kehendak hati, ucapan lisan, berupa penyerupaan antara Allah dengan makhluk. Syirik tersembunyi sebenarnya dapat digolongkan ke dalam syirik kecil. Termasuk dari syirik tersembunyi adalah berdo’a kepada orang mati, dan orang-orang yang telah terkubur dari kalangan orang-orang yang memiliki maqam, juga meminta pertolongan dan pemenuhan hajat kepada mereka.[8]
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perbedaan antara syirik besar dengan syirik kecil dapat diringkas sebagai berikut:
Pertama, syirik besar menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, sedang syirik kecil tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam.
Kedua, syirik besar membatalkan seluruh amal pelakunya, sedang syirik kecil hanya membatalkan amal yang dicampuri syirik kecil sejak awal amal itu dikerjakan atau mendominasi seluruh proses pengerjaan amal tersebut.
Ketiga, syirik besar menyebabkan pelakunya kekal dalam neraka, sedang syirik kecil tidak menyebabkan kekekalan dalam neraka. Syirik kecil mempunyai dua kemungkinan : mengharuskan pelakunya masuk neraka atau tergantung kepada kehendak Allah, diampuni atau tetap dimasukkan ke dalam neraka.
Keempat, syirik besar menyebabkan darah dan harta pelakunya menjadi halal, sedang syirik kecil tidak demikian, pelakunya tetap dianggap Muslim tetapi memiliki keimanan yang kurang dan dianggap fasiq dalam beragama.
Kelima, syirik besar dan syirik kecil sama-sama mendapatkan ancaman siksaan dari Allah dan bahwa keduanya merupakan dosa paling besar di antara seluruh dosa besar yang terbesar.
Keenam, syirik besar tidak dapat diampuni Allah sedang syirik kecil masih dapat diampuni Allah.[9]

B.     Kufur
1.      Pengertian Kufur
Kufur dalam bahasa Arab berarti menutupi. Dalam terminology syariat, kufur berarti mengingkari suatu bagian dari ajaran Islam dimana tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi batal atau tidak sempurna.[10]
Pendapat lain mengatakan, kufur adalah menolak kebenaran setelah mengetahuinya. Ini berarti bahwa orang yang menolak kebenaran dan berbuat kufur karena kebodohannya, serta menganggap bahwa dia telah melakukan sesuatu yang tidak bertentangan ajaran Islam dan tidak membatalkan iman, maka orang yang demikian tidak dianggap kufur, kecuali bila telah sampai kepadanya keterangan yang hak, tetapi ia masih tetap menolaknya, maka ia telah berbuat kufur.[11]
2.      Jenis Kufur
Kufur mempunyai dua jenis yaitu; Kufur Besar dan Kufur Kecil. Kufur besar yaitu mengingkari bagian tertentu dari Islam yang tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi batal. Sedangkan kufur kecil yaitu mengingkari bagian tertentu dari Islam yang tanpa bagian itu keislaman seseorang belum dikatakan batal.
Adapun jenis dari kufur besar ada lima, yaitu;
a.       Kufur Takzib (pendustaan), maksudnya menyampaikan kebenaran yang bertentangan dengan kenyataan sebenarnya atau mengklaim bahwa Rasulullah saw membawa ajaran yang bertentangan dengan kebenaran.
b.      Kufur Kesombongan, maksudnya bahwa ia tetap membenarkan kebenaran yang dibawa rasulullah saw, tetapi ia menolak mengikutinya karena kesombongan dan keangkuhan.
c.       Kufur Keraguan, maksudnya keragu-raguan dalam meyakini atau melaksanakan kebenaran, padahal keimanan yang dianut dari seorang mukmin adalah keyakinan akan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Rasulullah tanpa sedikitpun keraguan.
d.      Kufur I’radh (berpaling dari kebenaran), maksudnya meninggalkan kebenaran dengan jalan tidak mempelajari dan mengamalkannya, baik yang bersifat perkataan atau perbuatan atau keyakinan secara persial atau keseluruhan.
e.       Kufur Nifaq, maksudnya mengingkari kebenaran yang dibawa Rasulullah saw dalam batin tapi tetap menampakkan diri mengikutinya secara lahir.[12]
Adapun jenis dari kufur kecil diantaranya; pertama, kufur nikmat, maksudnya mengingkari itu atau menisbatkannya kepada selain pemberinya, yaitu Allah swt. Contohnya ada seseorang berkata “angin itu baik sekali”, “petani itu cerdas”. Kata-kata tersebut menisbatkan suatu nikmat kepada selain Allah swt walaupun mereka sebenarnya tahu kalau nikmat itu berasal dari-Nya tetapi mereka tetap tidak mengucapkan “Alhamdulillah” dan tidak menisbatkannya kepada Allah swt.
Kedua, meninggalkan shalat, sabda Rasulullah saw, yang artinya “Ada lima shalat yag diwajibkan Allah kepada hamba-hamba barangsiapa yang tidak menyia-nyiakan sesuatu pun daripadanya karena meremehkan haknya, maka Allah berjanji akan memasukkannya ke dalam surga. Dan barang siapa yang tidak melaksanakannya, maka tak ada janji dari Allah baginya; Jika Ia menghendaki Ia akan mengazabnya dan jika ia menghendaki ia akan memasukkannya ke dalam surga.”
Ketiga, mendatangi peramal, seperti sabda Rasulullah saw yang artinya “Barang siapa yang mendatangi seorang dukun peramal, lalu ia percaya pada ucapannya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw.
Jenis kufur kecil sebenarnya sangat banyak dan tak dapat dihitung , maka semua sebutan kufur terhadap suatu perbuatan tertentu yang tidak diikat dengan sebutan kufur besar, maka kata itu secara langsung mengacu kepada kufur kecil.[13]
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perbedaan antara kufur besar dengan kufur kecil dapat diringkas sebagai berikut:
Pertama, kufur besar membatalkan amal, sedangkan kufur kecil tidak membatalkan amal.
Kedua, kufur besar menyebabkan keabadian dalam neraka, sedangkan kufur kecil menyebabkan pelakunya mendapatkan ancaman siksaan dari Allah swt.
Ketiga, jika seseorang mati dalam keadaan masih kufur besar maka ia tidak akan diampuni, sedangkan jika ia mati dalam keadaan kufur kecil maka ia diserahkan kepada kehendak Allah.
Keempat, kufur besar menyebabkan darah, harta, dan jiwa pelakunya menjadi  halal, dan ia tidak berhak mewarisi keluarganya yang Muslim, begitu pula sebaliknya. Dan itu tidak berlaku pada pelaku kufur kecil.
Kelima, kufur besar menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, sedangkan kufur kecil tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, tapi ia dianggap Mukmin dengan keimanan yang kurang.
Keenam, kufur besar adalah kufur aqidah yang kaitannya dengan hati, sedang kufur kecil adalah kufur amali yang kaitannya adalah badan.[14]

C.    Nifaq
1.      Pengertian Nifaq
Nifaq dalam bahasa Arab diambil dari akar kata Nafiqul Yarbu’ yang berarti lubang tikus, karena biasanya tikus selalu menampakkan jalan masuknya ke lubang, namun tidak menampakkan jalan keluarnya. Jadi, arti dasarnya adalah menampakkan sesuatu dan menyembunyikan lawannya.[15]
Dalam terminologi syariat Islam, nifaq adalah menampakkan apa yang sesuai dengan kebenaran, dan menyembunyikan apa yang bertentangan dengannya. Jadi, siapa saja yang menampakkan sesuatu yang sejalan dengan kebenaran, dan menyembunyikan apa yang bertentangan dengannya. Jadi, siapa saja yang menampakkan sesuatu yang sejalan dengan kebenaran didepan orang banyak, padahal kondisi batin atau perbuatannya yang sebenarnya tidak demikian, maka dialah yang disebut munafiq. Kepercayaan atau perbuatannya disebut nifaq.[16]


2.      Jenis Nifaq
Nifaq ada dua macam; yaitu nifaq besar dan nifaq kecil. Nifaq besar (nifaq aqidah) adalah menyembunyikan kekufuran dalam hati dan menampakkan keimanan dalam lisan dan perbuatan. Nifaq kecil (nifaq amali) adalah bila perbuatannya yang tampak berbeda dengan apa yang diperintahkan oleh syariat Islam.[17]
Adapun jenis-jenis nifaq besar (nifaq aqidah) diantaranya;
a.       Mendustakan Rasulullah saw secara parsial dan keseluruhan.
b.      Mendustakan sebagian ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw.
c.       Membenci Rasulullah saw.
d.      Membenci sebagian ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw.
e.       Merasa gembira dengan kekalahan agama Rasulullah saw.
f.       Merasa benci dengan kemenangan agama Rasulullah saw.
Adapun jenis-jenis nifaq kecil (amali) diantaranya;
a.       Dusta dalam perkataan
b.      Tidak menepati janji
c.       Menghianati amanah
d.      Berlaku curang ketika bertengkar dengan jalan keluar dari aturan akhlak yang luhur.
e.       Penipuan [18]
Perbedaan antara kedua jenis nifaq ini adalah sama dengan perbedaan antara kufur besar dan kufur kecil. Tetapi, nifaq lebih berbahaya daripada kufur. Sebab, kekufuran adalah perbuatan yang tampak dan karenanya mudah diketahui, sedangkan nifaq adalah perbuatan yang tidak tampak dan karenanya tidak dapat dideteksi dengan mudah dan cepat. Itulah sebabnya orang munafik lebih berbahaya daripada orang kafir terhadap keruntuhan umat Islam, dan karena itu pulalah orang munafik layak masuk ke tingkat paling rendah dari neraka.[19]

D.    Murtad
1.      Pengertian Murtad
Istilah murtad jika dimaknai secara umum merupakan perbuatan yang mengingkari, meninggalkan agama Islam dan ajarannya, kemudian berpindah dari agama Allah saw ke agama lain, misalnya Nasrani atau yahudi tanpa ada paksaaan dan memang atas kesadarannya sendiri (Yusuf Qadhawy,1998 : 55).
Islam tidak pernah memaksa setiap individu untuk masuk ke dalamnya namun tidak seharusnya Islam menjadi bahan permainan dengan keluar masuknya aliran kemurtadan yang menjalar sehingga merusah kemurnian ajarannya dan menyebarkan bid’ah syayiah untuk mempengaruhi aqidah umat Islam.
2.      Jenis Murtad
Adapun jenis perbuatan murtad terbagi menjadi dua macam, yakni pertama kemurtadan murni yang dalam konteks perbuatannya masih ada ampunan jika seseorang tersebut bertaubat, yang kedua kemurtadan yang didalamnya memerangi Allah dan Rasul-Nya serta membuat kerusakan di muka bumi, maka dalam hal ini seseorang tersebut tidak akan diampuni bahkan tidak akan diterima taubatnya.
Firman Allah swt: “Dan barang siapa diantara kalian yang murtad dari agamanya lalu ia mati dalam keadaan kafir maka amal mereka akan terhapus di dunia dan di akhirat dan mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”. (Qs.Al-Baqarah:217)
Jika dilihat dari transformasi perbuatannya murtad sangatlah bertentangan dengan ajaran agama Islam, jadi ketentuan hukum agama yang menaggapi perbuatan tersebut atas kesepakatan bersama yaki hukumannya harus dibunuh.
Firman Allah swt: “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah swt dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan dimuka bumi hanyalah mereka dibunuh atau disalib…” (Qs. Al-Maidah:33)
Orang yang berpaling dan murtad adalah orang yang sudah keluar dari koridor islamiyah maka jumhur ulama sepakat untuk memberikan sanksi tersebut. Oleh sebab itu kita sebagai kaum muslim yang bersaudara harus saling menjaga dan mengingatkan ketika ada umat Islam yang mulai masuk dalam kemurtadan agar kembali ke jalan Allah dan Ampunan-Nya.[20]





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Syirik adalah menjadikan sesuatu sebagai sekutu Allah dalam hal-hal yang merupakan hak murni Allah. Seperti menjadikan Tuhan atau beberapa Tuhan selain Allah yang disembah, ditaati, dimintai pertolongan, dicintai atau lainnya. Jenis syirik ada 3 yakni; Syirik besar, Syirik kecil, Syirik tersamar.
2.      Kufur adalah menolak kebenaran setelah mengetahuinya. Ini berarti bahwa orang yang menolak kebenaran dan berbuat kufur karena kebodohannya, serta menganggap bahwa dia telah melakukan sesuatu yang tidak bertentangan ajaran Islam dan tidak membatalkan iman, maka orang yang demikian tidak dianggap kufur, kecuali bila telah sampai kepadanya keterangan yang hak, tetapi ia masih tetap menolaknya, maka ia telah berbuat kufur. Jenis kufur ada 2 yakni; Kufur besar dan Kufur kecil.
3.      Nifaq adalah menampakkan apa yang sesuai dengan kebenaran, dan menyembunyikan apa yang bertentangan dengannya. Jenis kufur ada 2 yakni; Nifaq besar dan Nifaq kecil.
4.      Istilah murtad jika dimaknai secara umum merupakan perbuatan yang mengingkari, meninggalkan agama Islam dan ajarannya, kemudian berpindah dari agama Allah saw ke agama lain, misalnya Nasrani atau yahudi tanpa ada paksaaan dan memang atas kesadarannya sendiri. Jenis murtad ada 2 yakni; kemurtad murni dan kemurtadan yang memerangi Allah dan Rasul-Nya

B.     Penutup
Demikian makalah ini kami buat. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan pembahasan makalah ini kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk lebih baiknya makalah yang kami buat selanjutnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.





DAFTAR PUSTAKA

Abdul Khalid, Abdul Rahman. 2004. Garis Pemisah Antara Kufur dan Iman. Jakarta: Bumi
Aksara.
Abdul Wahab, Muhammad. 2000. Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik. Yogyakarta:  
Pustaka Pelajar Offset.
Muhammad, Ibrahim. 1998. Pengantar Studi Aqidah Islam. Jakarta :  Robbani Press.
Mufid, Fathul. 2009. Ilmu Tuhid/Kalam. Kudus : STAIN Kudus.
Qardhawy, Yusuf. 1998. Hakikat Tauhid dan Fenomena Kemusyrikan. Jakarta : Robbani
Press.
http// Masfadlul.blogspot.in/2013/10/makalah-tentang-hal-hal-yang-mengotori.html?m=1,
diakses pada tanggal 29 Oktober  2014, pukul 10.


[1] Ibrahim Muhammad, Pengantar Studi Aqidah Islam, Robbani Press, Jakarta, 1998, hlm. 220
[2] Fathul Mufid, Ilmu Tuhid/Kalam, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 67
[3] Ibrahim Muhammad, Op. Cit., hlm. 222
[4] Ibid, hlm. 225-248
[5] Ibid, hlm. 223
[6] Yusuf Qardhawy, Hakikat Tauhid dan Fenomena Kemusyrikan, Robbani Press, Jakarta, 1998, hlm. 83-119
[7] Muhammad bin Abdul Wahab, Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta,
  2000, hlm. 81
[8] Ibrahim Muhammad, Op. Cit., hlm. 223
[9] Ibid, hlm. 225
[10] Ibid, hlm. 278
[11] Abdul Rahman Abdul Khalid, Garis Pemisah Antara Kufur dan Iman, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hlm.79
[12] Ibrahim Muhammad, Op. Cit., hlm. 280-283
[13] Ibid, 285-290
[14] Ibid, hlm. 278-280
[15] Ibid, hlm. 291
[16] Ibrahim Muhammad, Loc. Cit.
[17] Ibid, hlm. 294
[18] Ibid, hlm. 295
[19] Ibid, hlm. 291
[20] Masfadlul.blogspot.in/2013/10/makalah-tentang-hal-hal-yang-mengotori.html?m=1, diakses pada tanggal 29 
   Oktober  2014, pukul 10.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puncak Natas Angin; Puncak dengan Jalur yang istimewa

Setelah beberapa lama merindukan angin malam diatas ketinggian, kali ini aku punya kesempatan untuk menakhlukan Puncak Natas angin bersama ...