Rabu, 25 Desember 2013

FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN

BAB 1
PENDAHULUAN 
A.    Latar Belakang Masalah
Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang menyolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terletak pada dominasi agama. Filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaannya dengan hasil yang gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani. Menurut pandangan sejarah filsafat dikatakan bahwa peradaban Yunani merupakan titik tolak peradaban manusia di dunia. Maka pandangan sejarah filsafat dikemukakan manusia di dunia. Maka selanjutnya peradaban Yunani jatuh ketangan kekuasaan Romawi. Didalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa ( kira-kira selama abad 5 abad ) belum muncul para filosof, akan tetapi setelah abad ke 6 masehi, barulah muncul para filosof yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi filsafat eropa inilah yang mengawali kelahiran filsafat abad pertengahan.
B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang :
1.      Bagaimana sejarah filsafat abad pertengahan ?
2.      Apa saja masa pada abad pertengahan dan pemikiran tokohnya ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Filsafat Abad Pertengahan
Setelah filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaannya dengan hasil yang gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani. Menurut pandangan sejarah filsafat dikatakan bahwa peradaban Yunani merupakan titik tolak peradaban manusia di dunia. Maka pandangan sejarah filsafat dikemukakan manusia di dunia. Maka selanjutnya peradaban Yunani jatuh ketangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi ini memperlihatkan kebesaran dan kekuasaannya ke daratan eropa ( Britania ), tidak ketinggalan pula pemikiran filsafat ikut terbawa. Setelah filsafat Yunani terbawa ke daratan Eropa, disana mendapatkan lahan baru dalam pertumbuhannya. Karena bersamaan dengan agama Kristen, sehingga membentuk formulasi baru. Maka muncullah filsafat Eropa yang sesungguhnya sebagai penjelmaan Filsafat Yunani setelah berintegrasi dengan agama Kristen.
Didalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa ( kira-kira selama abad 5 abad ) belum muncul para filosof, akan tetapi setelah abad ke 6 masehi, barulah muncul para filosof yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi filsafat eropa inilah yang mengawali kelahiran filsafat abad pertengahan.
Dengan demikian, di benua Eropa filsafat Yunani akan tumbuh dan berkembang dalam suasana yang baru. Filsafat Eropa merupakan sesuatu yang baru memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan yang rindang.
Filsafat Barat Abad Pertengahan ( 476-1492) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap, karena pendapat ini didasarkan pada pendekatan gereja. Memang pada saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Juga pada saat itu para ahli piker tidak memiliki kebebasan berpikir. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja orang yang mengemukakannya mendapat hukuman berat. [1]

Sedangkan cirri-ciri pemikiran filsafat barat abad pertengahan adalah :
1.      Cara berfilsafatnya dipimpin gereja
2.      Berfilsafatnya dalam lingkup pemikiran aristoteles
3.      Perkembangan filsafatnya dipengaruhi oleh Augustinus
Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya menggiring manusia kedalam kehidupan yang picik dan fanatic, dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena itu perkembangan ilmu pengetahuan terhamabat.
Masa ini penuh dengan dominasi gereja, yang tujuannya membimbing umat ke arah hidup yang saleh. Tetapi disisi lain, dominasi gereja ini tanpa memikirkan martabat kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, pikiran, keinginan dan cita-cita untuk menentukan masa depannya sendiri. 
B.     Masa Abad Pertengahan dan Pemikiran Tokohnya
Masa abad pertengahan  ini terbagi menjadi tiga masa yaitu : Masa Patristik, Masa Skolastik dan Masa Filsafat Islam Timur.
1)      Masa Patristik
Istilah Patristik dari kata latin pater atau Bapak, yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin ini dipilih dari golongan atas atau ahli piker. Dari para ahli piker ini menimbulkan beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menolaknya.
Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani ada dua yaitu :
a)      Golongan yang menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran Yunani merupakan pemikiran orang kafir karena tidak menerima wahyu.
b)      Golongan yang menerima filsafat Yunani mengatakan bahwa manusia itu ciptaan tuhan, maka kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang datangnya dari tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran sejati. Oleh karena itu, akal dapat dibantu oleh wahyu. [2]

Dari perbedaan pandangan tersebut akibatnya muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para apologis ( pembela iman Kristen ) dari serangan filsafat Yunani. Para apologis tersebut diantaranya adalah Plotinus, Justinus Martir, Klemens, Tertullianus, Augustinus.
a.       Plotinus
Dalam pemikirannya tentang konsep manusia dengan Tuhan maka ada tiga realitas, yaitu :
1.      The One ( yang Esa ), pemikiran ini dipengaruhi oleh pandangannya Pilo ( Tuhan adalah realitas yang tidak dapat dipahami dengan sains dan logika ), maka Tuhan tida bias didekati dengan indera dan logika, tetai Tuhan bias didekati dengan penghayatan.
2.      Realitas Nous, pemikiran ini dipengaruhi oleh ide Plato yang berpikiran bahwa untuk menghayati Tuhan maka dengan cara perenungan.
3.      The soul ( jiwa ), pemikiran ini yaitu dunia mempunyai jiwa satu, diluar dunia ada beberapa jiwa kecil. Untuk mengetahui jiwa dunia dengan menggunakan energy dan dengan bentuk-bentuk alam semesta.

b.      Justinus Martir
Menurut pendapatnya, agama Kristen bukanlah agama baru, karena agama Kristen lebih tua dari filsafat Yunani.  Kebenaran yang benar adalah Tuhan, sedangkan kebenaran Yunani adalah kebenaran demon ( setan ). Jadi agama Kristen lebih bermutu disbanding dengan filsafat yunani.
c.       Klemens
Ia juga termasuk pembela agama Kristen, tetapi ia tidak membenci filsafat Yunani. Sedangkan pokok pemikirannya adalah :
-          Member batasan-batasan terhadap agama Kristen untuk mempertahankan diri dari filsafat yunani.
-          Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan filsafat Yunani
-          Bagi orang Kristen filsafat bisa digunakan untuk memahami agama Kristen

d.      Tertullianus
Ia berpendapat bahwa hidup berpegang wahyu itu sudah cukup. Tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan antara pusat agama ( Yerussalem ) dengan filsafat ( Yunani ) dan tidak ada hubungan antara akademik dengan gereja.
Akan tetapi lama kelamaan, ia akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai cara piker yang rasional diperlukan sekali. Sehingga Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan dan sifat-sifatnya.
e.       Augustinus
Augustinus ini memberikan pencerahan terhadap abad pertengahan. Pemikirannya yaitu bahwa pemikiran manusia ada batasnya, maka manusia tidak akan bisa mencapai kebenaran / kepastian secara mutlak / abadi, yakni berpikir tentang Tuhan.
2)      Masa Skolastik
Istilah skoastik adalah kata sifat yang berasal dati kata school, yang berarti sekolah. Jadi skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Filsafat skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa factor , yaitu:
-          Factor Religius
Yang dimaksud dengan factor religious adalah keadaan lingkungan saat itu yang berperikehidupan religious. Mereka beranggapan bahwa hidup di dunia ini suatu perjalanan ke tanah suci Yerussalem. Dunia ini bagaikan negeri asing, dan sebagai tempat kesedihan. Sebagai dunia yng menjadi tanah airnya adalah surga. Manusia tidak akan dapat sampai ke tanah airnya dengan kemampuan sendiri sehingga harus ditolong. Anggapan dan keyakinan inilah yang dijadikan dasar pemikiran filsafatnya.


-          Factor Ilmu pengetahuan
Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh biara-biara, gereja ataupun dari keluarga istana, dan kepustakaannya diambilkan dari para penulis latin, Arab ( Islam ) dan Yunani.
Masa Skolastik terbagi menjadi tiga periode, yaitu :
1.      Skolastik Awal, berlangsung dari tahun 800-1200
2.      Skolastik puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300
3.      Skolastik Akhir, berlangsung dari tahun 1300-1450

1.      Skolastik Awal
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 masehi, pemikiran filsafat Patristik mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi, sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad lamanya.
Baru abd ke-8 masehi, kekuasaan berada di bawah karel Agung baru dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik,   kebudayaan dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia terhadap pemikiran filsafat yang kesemuanya menampakkan adanya kebangkitan.  Pada saat inilah merupakan zaman baru bagi bangsa Eropa yang ditandai dengan skolastik yang didalamnya banyak diupayakan ilmu pengetahuan yang dikembangkan di sekolah-sekolah.
Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas, Johannes Scotes eriugena, Peter Lombard, John Salisbury, Peter Abaelardus.
a.       Peter Abaelardus
Ia mempunyai kepribadian yang keras dan pandangannya sangat tajam. Pemikirannya yaitu peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus mau didahului akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.

2.      Skolastik Puncak
Masa ini merupakan kejayaan masa skolastik dan masa ini juga disebut masa berbunga. Karena masa ini ditandai dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan.
Terdapat beberapa factor mengapa pada masa skolastik mencapai pada puncaknya, yaitu :
a)      Adanya pengaruh aristoteles, ibnu rusyd, ibnu sina sejak abad ke-12, sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b)      Tahun 1200 didirikan universitas Almamater di perancis. Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah.
c)      Berdiri ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13.
Diantara tokohnya yaitu Thomas Aquinas, menurut pendapatnya bahwa semua kebenaran asalnya dari Tuhan. Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan iman berjalan diluar jangkauan pemikiran. Ia menghimbau agar orang-orang untuk mengetahui hokum alamiah ( pengetahuan ) yang terungkap dalam kepercayaan.
3.      Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya, sehingga memperlihatkan stagnasi ( kemandegan ). Diantara tokohnya yaitu William Ockham, Nicolas Cusasus.
a.       William Ockham
Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau kejadian-kejadian individual, dan konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang hanya demikian ini, dapat dilalui hanya lewat intuisi, bukan lewat logika.

b.      Nicolas Cusasus
Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu : lewat indera, akal dan intuisi. Dengan indera kita akan mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda berjasad yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi. Hanya dengan intuisi inilah kita akan dapat mempersatukan apa yang tidak dapat dipersatukan.
3)      Filsafat Islam Timur
Banyak dikalangan muslim para teolog yang kaya dengan wawasan ilmu dan filsafat. Diantara tokohnya yaitu al-Kindi, al-Farabi, Al-Razi, Ikwan al-safa, Ibnu maskwaih, Ibnu Sina, Al-Gazali.
a.       Al-Kindi
Beliau adalah filosof pertama yang muncul di Islam. Menurut al-kindi filsafat ialah ilmu tentang hakikat (kebenaran) sesuatu menurut kesanggupan manusia, ilmu ketuhnan, ilmu keesaan, ilmu keutamaan, ilmu tentang semua yang berguna. Jadi, tujuan filsuf bersifat teori, yaitu mengetahui kebenaran dan bersifat amalan, yaitu mewujudkan kebenaran tersebut dengan tinakan.  Semakin dekat dengan kebenaran maka semakin dekat pula dengan kesempurnaan.
b.      Al-farabi
Menurut al-farabi, tuhan mengetahui bahwa ia menjadi dasar susunan wujud yang sebaik-baiknya. Alfarabi mengungkapkan bahwa tuhan itu esa karena itu yang keluar darinya juga harus satu wujud. Sementara itu, menurut al-farabi, manusia memiliki potensi untuk menerima bentuk-bentuk pengetahuan dipahami secara universal.  
c.       Ar- Razi
Filsafatnya ar-razi mengenai logika berpendapat bahwa akal adalah suatu yang mulia dan penting, karena dengan akal kita dapat memperoleh pengetahuan tentang tuhan, maka tidak boleh melecehkannya. Sedangkan yang berkaitan dengan jiwa, ar-razi menjadikan jiwa sebagai salah satu alasan pengobatan baginya. Filsafat ar-razi dikenal dengan ajaran lima kekal, yaitu allah ta’ala, ruh universal, materi pertama, ruang absolute, masa absolute.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapatk disimpulkan : 
 Bahwa didalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa ( kira-kira selama abad 5 abad ) belum muncul para filosof, akan tetapi setelah abad ke 6 masehi, barulah muncul para filosof yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi filsafat eropa inilah yang mengawali kelahiran filsafat abad pertengahan. 
Masa abad pertengahan  terbagi menjadi tiga masa yaitu : Masa Patristik, Masa Skolastik dan Masa Filsafat Islam Timur. Pada Masa patristic itu ada yang menolak pemikiran Yunani dan ada yang menerimanya. Salah satu tokoh pada masa ini yaitu Plotinus, Justinus Martir, Klemens, Tertullianus, Augustinus. Dalam  Masa Skolastik banyak dipengaruhi oleh sekolah-sekolah yang berdiri pada masa ini. Masa Skolastik ada tiga masa yaitu skolastik awwal, skolastik puncak dan skolastik akhir. Sedangkan filsafat islam timur banyak sekali para ilmuan muslim yang kaya ilmu pengetahuan


[1] Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, Yogyakarta, Teras, 2009, hlm.85.
[2] Drs. Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta, Bumi Aksara, 2005, hlm.156.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puncak Natas Angin; Puncak dengan Jalur yang istimewa

Setelah beberapa lama merindukan angin malam diatas ketinggian, kali ini aku punya kesempatan untuk menakhlukan Puncak Natas angin bersama ...