Rabu, 25 Desember 2013

PERIODESASI PEMIKIRAN FILSAFAT ZAMAN KLASIK SAMPAI ZAMAN KONTEMPORER


BAB I
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Filsafatmerupakanpengetahuan yang  menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk mengetahui kebenaran.Filsafat juga mempunyai sejarah yang di dalamnya terdapat peranan dan manfaat serta perkembangan yang berbeda-beda. Sejarah perkembangan filsafat berkembang atas dasar pemikiran kefilsafatan yang  telah dibangun sejak abad ke-5 SM.
Dari sejarah tersebut, filsafat di bagi menjadi beberapa tahap pemikiran yang  disebut dengan periodesasi pemikiran filsafat. Periodesasi pemikiran filsafat sendiri dibagi menjadi 5 zaman, yakni zaman klasik, zaman abad pertengahan,  zaman renaissance, zaman modern dan zaman kontemporer. Dari zaman klasik sampai zaman kontemporer mengalami perkembangan yang semakin meningkat. Sehingga dalam mempelajari filsafat diperlukan periodesasi yang akan mempermudah dalam mempelajari dari masa ke masa. Dari setiap zaman memiliki peranan yang berbeda-beda yang menjadikan perkembangan dalam ilmu kefilsafatan. Pada setiap zamanjuga terdapat tokoh-tokoh yang berperan penting disetiap zamannya.      
Sedangkan periodesasi sendiri merupakan tingkat perkembangan atau pembabakan suatu masa yang dilakukan karena rentang waktu atau masa sejak manusia ada hingga sekarang. Periodesasi pemikiran filsafat sangat dibutuhkan dalam mempelajari ilmu kefilsafatan atau ilmu pengetahuan. Karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu, harus melakukan klasifikasi secara periodik,yang setiap periodenya menampilankan ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
B.RumusanMasalah
Adapun yang akan saya paparkan dalam makalah ini, sebagai berikut:
1.         Bagaimana corak  filsafat dan ciri khas pada zaman klasik?
2.        Bagaimana corak filsafat  dan kondisi pada zaman abad pertengahan?
3.         Bagaimana ciri khas serta pemikiran zaman renaissance?
4.         Bagaimana ciri khas dan peranan zaman modern dalam dunia kefilsafatan?
5.         Apakah peranan zaman kontemporer dalam perkembangan ilmu      pengetahuan?


BAB II
PEMBAHASAN

Pembagian secara periodesasi filsafat adalah Zaman Klasik (zaman yunani kuno dan zaman keemasan filsafat), Zaman abad Pertengahan, Zaman  Renaissance, Zaman  Modern, dan Zaman Kontemporer.
1.Zaman Klasik (abad 6 SM - 2 M)
Pada zaman yunani kuno filsafat dianggap sebagai filsafat alam, karena pada masa ini segala sesuatu diukur dan di ambil dari alam. Menurut pendapat para tokoh pada  zaman ini, yakni:
Ø  Thales (624 – 546 SM), berpendapat bahwa alam semesta  ini berasal dari air,karena dari segala aspek kehidupan  memerlukan dan menggunakan air.
Ø  Anaximander (610 – 547 SM), berpendaat bahwa alam semesta berasal dari udara, karena setiap makhluk hidup pasti membutuhkan dan menggunakan udara.
Ø  Heraclitus, berpendapat bahwa alam berasal dari api, karena dari api akan menjadikan sesuatu menggumpal dan membentuk benda padat yang di akibatkan dari panasnya api.
Ø  Pythagoras ( 572 – 500 SM), berpendapat bahwasemua berasal dari sesuatu yang bisa dihitung dan di angkakan.
Ø  Parmanides, berpendapat bahwa sesuatu dilihat dari dua segi  yakni fisika (sesuatu yang ada itu ada) dan metafisika (sesuatu yang tidak ada itu tidak ada).
Ø  Socrates (470 -399 SM),yang mengemukakan bahwa pada masa setelah yunani kuno,mengalami masa keemasan  filsafat, karena pada masa ini orang memiliki  kebebasan untuk mengemukakan pendapat atau ide-idenya. Yunani pada masa ini dianggap sebagai gudang ilmu, karena bangsa yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja ), melainkan sikap inquiring attitude ( sikap menyelidiki sesuatu secara kritis).Pada masa ini filsafat bercorak Antroposentris, yakni  para filsuf menjadikan manusia sebagai objek pemikiran filsafat.[1]
Beberapa tokoh pada zaman klasik, antara lainThales, Anaximander,Phytagoras,Permanides,Aristoteles, Plato dan A. Comte.
Pada masa ini  ada beberapa tingkatan kemajuan menurut  A. Comte,yakni;
a.Tingkat agama / dogma,dimana manusia menerima keyakinan dari mulut ke mulut dan menjalankannya.
b. Tingkat filsafat, manusia menggunakan pikirannya untuk memikirkan apa yang menjadi hakekat kebenaran.
c. Tingkat ilmu pengetahuan, manusia yang menggunakan pikiran yaitu sudah sampai pada tingkat yakin dan kebenaran yang di yakini adalah kebenaran yang mutlak.[2]
2. Zaman abad Pertengahan (abad 2 – 14 M)                    
Abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog dilapangan pengetahuan,  sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Pada abad pertengahan ini filsafat bercorak Theosentris yakni para filsuf menjadikan filsafat sebagai abdi agama.[3] Dengan semboyan yang berlaku bagi ilmu yakni ancilla theologia atau abdi agama, di mana filsafat dijadikan tolak ukur dalam menentukan  aturan-aturan agama.
Pada abad pertengahan terdapat perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya, yang terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen oleh nabi Isa a.s membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan. Peradaban yang didasarkan oleh logika ditutup oleh gereja dan diganti dengan keagamaan. Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan yunani kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal mereka belum mengenal adanya wahyu.
Filsafat pada zaman abad pertengahan mengalami dua periode,yaitu: Periode Patristik, berasal dari kata latin patres yang berarti bapa-bapa gereja. Pada periode ini mengalami dua tahap: 1) Permulaan agama Kristen, setelah mengalami berbagai kesukaran terutama mengenai filsafat Yunani maka agama Kristen memantapkan diri untuk keluar memperkuat gereja dan kedalam menetapkan dogma-dogma. 2) Filsafat Agustinus, melihat dogma-dogma sebagai suatu keseluruhan. Periode Skolastik (tahun 800 – 1500 M), yang dibagi menjadi tiga tahap: 1) Periode skolastik awal (abad 9 – 12), ditandai oleh pembentukan metode-metode yang lahir karena hubungan  yang rapat antara agama dan filsafat serta persoalan tentang universalia. 2) Periode puncak perkembangan skolastik (abad ke-13), ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh Aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat arab dan yahudi. Puncak perkembangan pada Thomas Aquinus. 3) Periode skolastik akhir (abad 14 – 15), ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang kearah nominalisme, ialah aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak member petunjuk tenteng aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu hal. Tokoh yang piawai pada masa ini adalah Augustinus, Aristoteles, dan Thomas Aquinus.
3. Zaman Renaissance (abad 14 – 16 M)
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kembalinya pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini merindukan pemikiran yang bebas, karena manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Adapun factor penyebab dari upaya pelepasan diri dari dogma-dogma agama,yakni:
-Pudarnya kewibawaan dewan gereja pada masa itu dianggap terlalu banyak mencampuri kegiatan-kegiatan ilmiah
-Orang tidak lagi mempercayai nilai-nilai universal yang dianggap terlalu abstrak, mereka lebih mendambakan nilai-nilai individu yang bersifat konkret dan lebih banyak memberikan kesempatan untuk menggunakan akal piker secara bebas. Pada zaman Renaissance sudah mulai dirintis mengenai ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan yang berkembang maju adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Kepplerdan Galileo Galilei.
4. Zaman Modern
Ciri khas pada masa ini adalah dominasi barat dalam bidang pemikiran politk. Disatu sisi pemikiran politik barat dijadikan sebagai model tentang bagaimana suatu masyarakat dapat dan seharusnya berkembang. Sementara disisi lain pemikiran politik barat dianggap sebagai sesuatu yang asing dan layak dimusuhi, satu pengecualian adalah teolog politik syiah yang berkembang dengan cara baru dan mengakui momoentumnya sendiri.[4]
Zaman Modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah, penemuannya dalam ilmu pasti adalah system koordinat yang terdiri atas dua garis X dan Y dalam bidang datar ( oleh Descartes), teorigravitasi ( oleh Isaac Newton), electron ( oleh JJ.Thompson). Adapun tokoh yang pertama kali pada abad modern, yakni Descartes ( 1596 – 1650) yang beranggapan bahwa sesuatu berasal dari keraguan. Kemudian muncul lima pokok pemikiran Descartes:
a.Benda indrawi tidak ada
b.Gerak, jumlah, volume tidak ada
c.Saya sedang ragu maka saya ada
d.Saya ragu karena saya berfikir
e.Jadi saya berfikir berarti saya ada,
Kemudian muncul tokoh Hegel ( 1770 – 1831) dengan metodenya dialegika, yang  dalam proses berfikir pencapaianya melalui tiga tahap;
a.Fase thesis
b.Anti thesis
c.Sintesis
5. Zaman Kontemporer
Diantara ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filsuf, bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi. Menurut Traut  fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam semesta juga menunjukkan bahwa secara historis hubungan antara fisika dengan filsafat terlihat dalam dua cara. Pertama, persuasi filosafis mengenai metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan subtasional tentang fisika ( misalnya, tentang materi, kuasa, konsep ruang dan waktu). Kedua, ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, ruang dan waktu.
Zaman Kontemporer ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, dan internet. Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi ilmu yang semakin tajam.Ilmuan kontemporer mengetahui hal yang sedikit, tetapi secara mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam dalam spesialis dan subspesialis ataupun superspesialis demikian pula dengan ilmu lainnya. Disamping kecenderungan ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara bidang ilmu satu dengan lainnya, sehingga dihadirkan ilmu baru.
Zaman kontemporer mengkritik filsafat modern, yang berfikir bebas sehingga muncul postmodernisme. Pemikiran postmodernisme adalah pemikiran yang menentang segala hal yang berbau kemutlakan dan baku, menolak dan menghindari suatu sistematika uraian atau pemecahan persoalan yang sederhana dan skematis serta memanfaatkan nilai-nilai yang berasal dari berbagai sumber.[5]

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari makalah yang telah saya susun diatas dapat saya tarik kesimpulan bahwa dalam perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap atau evolutif. Dari masing-masing zaman dapat saya simpulkan bahwa:
1.      Pada zaman klasik, filsafat bersifat bebas karena orang pada zaman ini memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Pada zaman klasik ini juga terdapat masa dimana filsafat mengalami zaman keemasan.
2.      Pada zaman abad pertengahan, filsafat dianggap sebagai abdi agama. Peradaban pada abad ini didasarkan oleh logika ditutup oleh gereja dan digantikan dengan logika keagamaan.
3.      Pada zaman renaissance, manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi.
4.      Pada zaman modern, dunia kefilsafatan sudah mengalami kemajuan dengan berbagai penemuan ilmiah.
5.      Pada zaman kontemporer, dunia kefilsafatan semakin mengalami kemajuan dengan berbagai penemuan dibidang teknologi canggih, seperti teknologi komunikasi dan informasi.


[1]Rizal Muntansyir, Filsafat Analitik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001, hlm.11-12
[2]Mustofa, Filsafat Islam, Bandung, Pustaka Setia, 1997, hlm.28
[3] Rizal Muntansyir., op.cit, hlm 13
[4]Antony Black, Pemikiran Politik Filsafat, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 2001, hlm 503
[5]Amin Abdullah, Filsafat Kalam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1995, hlm. 123-124

1 komentar:

  1. lima pokok pemikiran Descartes:
    a.Benda indrawi tidak ada
    b.Gerak, jumlah, volume tidak ada
    c.Saya sedang ragu maka saya ada
    d.Saya ragu karena saya berfikir
    e.Jadi saya berfikir berarti saya ada,
    makksudnya apa ya ?

    BalasHapus

Puncak Natas Angin; Puncak dengan Jalur yang istimewa

Setelah beberapa lama merindukan angin malam diatas ketinggian, kali ini aku punya kesempatan untuk menakhlukan Puncak Natas angin bersama ...