Rabu, 08 Juni 2016

ANALISIS KEPUTUSAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Analisis keputusan memberikan argumen tentang cara keputusan itu diambil atau bagaimana keputusan itu seharusnya dibuat bisa tercapai . Tanpa mengetahui argumen yang digunakan maka cara keputusan diambil dan bagaimana keputusan tersebut tercapai sulit untuk diketahui. Argumen setiap aktor yang terlibat akan memberikan informasi tentang cara maupun proses keputusan dicapai. 
Sekaligus menggambarkan besar kecilnya pengaruh argument terhadap hasil akhir keputusan.  Analisis keputusan bukanlah suatu prosedur yang mujarab, dalam pengertian ia dapat mengubah keadaan lingkungan.
Manusia dalam memecahkan masalah memerlukan “alat” yang melekat pada dirinya, yaitu: kecerdasan, persepsi dan falsafah. Dengan kecerdasan dan kemampuan yang dimiliknya, manusia mendapatkan beberapa alternatif dalam mengambil suatu keputusan. Alternatif tersebut haruslah dijabarkan secara kuantitatif bukan penjabaran secara umum.
Analisis keputusan menunjukkan sesungguhnya apa yang terjadi, sehingga dengan mengetahui dan  mengidentifikasi masalah tersebut, maka akan memudahkan pemimpin untuk menyelesaikan masalah yaitu dengan Analisis keputusan. Untuk itu Sebagai seorang pengambil keputusan perlu memahami dan mengetahui berbagai analisis keputusan dan alat bantunya.  

B.     Rumusan Masalah
Dari makalah yang kami buat ini, yang dapat kami paparkan adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian analisis keputusan?
2.      Apa Saja metode analisa pengambilan keputusan?
3.      Bagaimana sudut pandang menganalisis pengambilan keputusan?
4.      Apa saja alat bantu analisis keputusan?
5.      Bagaimana peran seorang analis keputusan?
6.      Apa saja kelebihan dan kekurangan menggunakan analisis keputusan?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Analisis Keputusan
Keputusan (decision) ialah : ” a dicision is an act of choice where in an executive forms a conclusion about what must or must not be done in a given situation,” (keputusan ialah suatu tindakan pemilihan di mana pimpinan menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus atau tidak harus dilakukan dalam situasi yang tertentu).[1]
Analisis keputusan adalah disiplin ilmiah yang menggunakan instrumen statistikal dan matematikal yang digabung dengan pendekatan kesisteman dalam membantu para pimpinan menganalisis keputusan yang diambilnya.[2] Analisis keputusan sebagai proses rasional, dengan perhatian khusus pada penilaian alternatif dari sudut tujuan yang hendak dicapai. Analisis keputusan itu dimaksudkan antara lain untuk lebih menjamin, bahwa keputusan yang diambil mempunyai kaitan langsung dan relevansi tinggi dengan kenyataan yang ada. 

B.     Metode-Metode Analisa  Pengambilan Keputusan
1.      Kewenangan Tanpa Diskusi
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
2.       Pendapat Ahli
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
3.       Kewenangan Setelah Diskusi
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.


4.       Kesepakatan
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
a.       Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
b.      Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
c.       Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.[3]

C.    Sudut Pandang  Menganalisis Pengambilan Keputusan
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan. Pertama  sudut pandang ekonomis,  kedua  sudut pandang pasif,  ketiga sudut pandang kognitif, dan yang ke empat adalah sudut pandang emosional.[4]
             1.     Sudut Pandang Ekonomis
Pandangan ini melihat konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional. Ini berarti bahwa konsumen harus mengetahui semua alternatife yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatife yang ditentukan, dilihat dari kegunaan dan kerugiannya serta dapat harus mengidentifikasi satu alternatife yang terbaik. Menurut para ahli sosial, model economic men ini tidak realistis. Alasan yang mereka kemukakan adalah
a.       Manusia memliki keterbatasan kemampuan, kebiasaann dan gerak. Orang yang tidak terampil berkomunikasi akan malas bertanya. Orang yang tidak suka pergi jauh, membeli warung disebalah rumah
b.      Manusia dibatasi oleh nilai-nilai tujuan. Sesorang yang ingin menghangatkan badan dimalam yang dingin, tidak membeli ronde ke kota. Alasan pertama karena dia perempuan dan perempuan tidak pantas pergi malam-malam di negeri ini, karena tujuannya hanya menghangatkan badan. Jadi kopi panas buatan sendiripun bisa memenuhi tujuan.
c.       Manusia dibatasi oleh pengetahuan yang mereka miliki. Tidak semua informasi yang mereka pahami.  Jadi, kriteria evaluasi yang ingin mereka bentukpun tidak akan setepat economic men.
Sehubungan itu, konsumen tidak membuat keputusan yang rasional, tetapi keputusan yang memuaskan adalah keputusan yang cukup baik.
             2.     Sudut Pandang Pasif
Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut economis. Pandangan ini mengatakan bahwa konsumen pada dasarnya pasrah kepada kepentingannya sendiri dan menerima secara pasif usaha-usaha promosi dari para pemasar. Kenyataannya, bentuk-bentuk promosi yang dilakukan pemasar juga mengenai sasaran. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang impulsive dan irasional. Kelemahan pandangan ini adalah bahwa pandangan ini tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen memainkan peran penting dalam setiap pembelian yang mereka lakukan, baik dalam hal mencari informasi tentang berbagai alternative produk, maupun dalam menyeleksi produk yang dianggap akan memberikan kepuasan terbesar.
             3.     Sudut Pandang kognitif
Sudut pandang ini menganggap konsumen sebagai cognitive men atau sebagai problem solver. Menurut pandangan ini, konsumen merupakan pengolah infirmasi yang senantiasa mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gera.pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, selanjutnya terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Jadi, kognitif men dapat diibaratkan berdiri diantara economic men dan passive men. Cognitive men juga sering kali mempunyai pola respon tertentu terhadap informasi yang berlebihan  dan seringkali pula mengambil jalan pintas untuk memfasilitasi pengambilan keputusannya untuk sampai pada keputusan yang memuaskan. Sesorang yang menginginkan parfum untuk memenuhi kebutuhan sosialisasinya akan mencari informasi sebanyak mungkin dan menentukan alternative, tetapi bisa saja dia menentukan pilihan berdasarkan harga.
             4.     Sudut Pandang Emosional
Pandangan ini menekankan emosisebagai pendorong pertama sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritism merupakn salah satu buktu bahwa seseorang berusaha mendapatkan prouk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Orang suka sekali membeli stiker sepak bola, kartu baseball, dan sebagainya, dengan harga tidak murah, karena didorong oleh emosi belaka.
Jadi, perasaan dan suasana hati sangat berperan dalam pembelian yang emosional. Dekorasi gerai, cahaya, warna, aroma, music, dan sebagainya dipakai pemasar untuk mempengaruhi perasaan dan suasana hati. Tetapi jangan sampai terperangkap pada anggapan bahwa emotional man itu tidak rasional. Mendapatkan produk yang membuat perasaanya lebih baik merupakan keputusan yang rasio.

D.    Alat Bantu Analisis Keputusan
Analisis keputusan memerlukan alat bantu yang mendukung tercapainya tujuan, yaitu analisis instrumen  statistik dan analisis instrumen matematikal.
Instrumen statistikal dan matematikal digunakan dalam penciptaan berbagai model dan simulasi yang menggambarkan dengan tepat hal-hal yang sesungguhnya terjadi dalam praktek , yaitu :
1.      Penciptaan model
Berbagai model diciptakan dan digunakan untuk menggantikan pengambilan keputusan dengan coba-coba. Suatu model dengan berbagai programnya biasanya memang mampu mengidentifikasikan pilihan terbaik dari berbagai alternatif yang telah dikaji dengan matang. Berbagai model tersebut diciptakan pada umumnya berdasarkan model matematikal. Sebenarnya hampir setiap orang menggunakan model matematikal dalam menghadapi masalah yang dihadapinya sehari-hari. Misalnya, apabila seseorang hendak berpergian, ia biasanya melakukan perhitungan tentang berapa lama ia menempuh perjalanannya dari tempat kediamannya sampai tiba di tempat tujuan. Faktor-faktor yang diperhitungkannya antara lain terdiri dari jarak yang harus ditempuh, kecepatan kendaraan, kondisi lalu lintas, dan faktor-faktor lain yang relevan.
Dewasa ini dikenal dua jenis model, yaitu model kuantitatif dan model kualitatif. Masing-masing model mempunyai ciri-ciri sendiri-sendiri. Di satu pihak model-model kuantitatif biasanya menuntut logika dan tingkat ketepatan yang tinggi, akan tetapi dengan sering mengorbankan realisme. Model-model kuantitatif tidak menyediakan tempat untuk sesuatu yang mengambang dan tidak jelas. Segala sesuatu yang berhubungan dengan keputusan yang akan diambil telah diidentifikasikan dengan jelas. Di pihak lain model-model kualitatif tidak didasarkan pada rumus yang menghasilkan jalan keluar yang sederhana. Dalam model kualitatif hal-hal yang diketahui hanya dinyatakan secara implisit, dan kendala-kendala yang akan dihadapi pun sering tidak didefenisikan dengan jelas. Model-model kualitatif biasanya lebih realistis  dibandingkan dengan model-model kuantitatif.
Dalam analisis keputusan, manfaat utama dari model-model ini biasanya disumbangkan oleh model-model tertutup, karena tuntutan akan ketepatan dan kuantifikasi sebagai pertimbangan utama dapat dipenuhinya. Begitu besar manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan model-model ini, sehingga model-model itu digunakan untuk pengambilan keputusan yang sifatnya strategis seperti :
a.       Penentuan sasaran organisasi.
b.      Perumusan kebijaksanaan dasar.
c.       Pemilihan lokasi pabrik.
d.      Perencanaan dampak lingkungan.
e.       Penyusunan anggaran yang tidak bersifat rutin.
2.      Berbagai teknik penggunaan model
Karena tidak mungkin mengidentifikasi dan membahas semua teknik yang kini telah dikenal, hanya beberapa yang akan dibahas di bawah ini karena teknik-teknik itulah yang paling banyak digunakan.[5]
Pertama, teknik yang didasarkan pada teori keputusan statistikal. Teknik ini berusaha untuk memanfaatkan preferensi pengambil keputusan yang bersangkutan. Tanpa mengurangi pentingnya gagasan, pendapat, dan saran orang lain, model yang diciptakan dan teknik penggunaannya lebih banyak disesuaikan dengan keinginan pengambil keputusan yang bersangkutan, yang karena pendidikan dan pengalamannya telah memiliki preferensi tertentu dalam proses pengambilan keputusan.
Kedua, programming matematikal, yaitu satu teknik yang berusaha memperhitungkan jalan pemecahan yang optimal meskipun kondisi yang dihadapi tidak jelas, dan bahkan mengandung tingkat ketidakpastian yang tinggi.
Ketiga, teknik yang dikenal dengan nama game theory, yang dalam prakteknya berupa pengambilan keputusan kolektif, yang di dalamnya dicoba diperhitungkan jalan pemecahan yang paling optimal dengan mengkaji berbagai hal seperti :
a.       Tujuan yang ingin dicapai.
b.      Kekuatan organisasi.
c.        Kelemahan organisasi.
d.       Berbagai peluang yang mungkin timbul.
e.       Gangguan, hambatan, dan bahkan ancaman, yang mungkin harus dihadapi.
Keempat, pengambilan keputusan dengan kriteria ganda. Yaitu berdasarkan rumus maksimalisasi, diperkirakan manfaat apa yang mungkin diperoleh, dan dengan rumus minimalisasi memperkirakan kerugian apa yang harus dipikul.
Perlu ditekankan, bahwa agar suatu teknik mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya, ketetapan dalam memilih dan menggunakan teknik itu mutlak sifatnya. Agar tingkat ketepatan yang tinggi terpenuhi, enam persyaratan harus terpenuhi terlebih dahulu, yaitu :
a.       Aspek-aspek penting dari suatu situasi problematik harus dikenal dengan baik.
b.      Variabel-variabel yang berpengaruh tidak saja harus diidentifikasikan dengan tepat, akan tetapi juga harus dikuantifikasikan.
c.       Komponen utama suatu permasalahan dinyatakan dalam angka-angka.
d.      Keterbatasan suatu model harus dikenal dengan membuat perkiraan apabila diperlukan.
e.       Kemampuan model yang diciptakan dan dipilih harus sesuai dengan alat bantu matematis yang tersedia.
f.       Waktu yang harus dikorbankan untuk membuat kalkulasi yang diperlukan, harus dapat diterima oleh pengambil keputusan yang bersangkutan.
Arti dari semua itu ialah, bahwa meskipun bagi para manajer tersedia berbagai alat bantu untuk mengambil keputusan yang tepat dan efektif, peranan alat-alat itu hanyalah sebagai pembantu. Bermanfaat tidaknya alat-alat itu pada analisis terakhir sangat tergantung pada pemilihan, dan penggunaannya yang tepat digabung dengan daya pikir yang kreatif, inovatif, dan intuitif.

E.     Peranan Seorang Analis Keputusan
Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa analisis keputusan dapat dilakukan pada setiap jenis permasalahan yang menuntut pertimbangan yang matang. Analisis keputusan yang matang. Analis keputusan menyangkut usaha penilaian terhadap semua alternatif yang sebelumnya telah dikaji secara sistematis, sehingga pilihan yang paling tepat dapat dilakukan. Harus diakui bahwa batasan-batasan analisis keputusan yang baik tidak selalu jelas karena ia merupakan suatu pendekatan yang ekletis, yang menggunakan kombinasi antara cara berpikir yang matematikal dengan pendekatan kesisteman.
Dalam hubungan inilah peranan seorang analis keputusan harus dilihat. Telah sering ditekankan, bahwa seorang pengambil keputusan perlu bersikap terbuka terhadap pendapat dan gagasan orang lain. Keterbukaan itu diperlukan dengan berbagai pertimbangan seperti :
1.        Mengurangi peranan faktor-faktor yang sifatnya subyektif dalam memilih alternatif karena terlalu didasarkan pada preferensi kuat dari pengambil keputusan yang bersangkutan.
2.        Perlunya masukan yang lebih banyak dari berbagai pihak, terutama pada bawahan yang akan terlibat dalam pelaksanaan keputusan yang diambil.
3.        Pemanfaatan pendekatan ilmiah yang digunakan oleh para ahli yang ada di dalam organisasi, atau yang didatangkan dari luar organisasi, yang dipandang mempunyai tingkat kemahiran yang tinggi dalam menggunakan berbagai model dan teknik pengambilan keputusan.
4.        Untuk mengetahui nilai organisasional dan preferensi berbagai pihak terhadap berbagai pilihan yang dihadapinya, dikaitkan dengan berbagai kendala yang juga pasti dihadapi oleh organisasi.
Hal-hal yang dikemukakan di atas antara lain berarti, bahwa terdapat tiga kelompok yang perlu dilibatkan dalam analisis keputusan.
1.      Pengambil keputusan yang bersangkutan sendiri, yang biasanya bertindak atas nama organisasi. Peran utamanya adalah meletakkan dasar untuk melakukan pilihan atas berbagai alternatif. Dasar tersebut tidak hanya berkaitan dengan metode dan teknik yang seyogyanya digunakan, akan tetapi juga dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.      Tenaga ahli, yang peran utamanya terletak pada penyediaan informasi yang diperlukan dalam melakukan analisis, sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang paling tepat. Tenaga ahli tersebut adalah mereka yang menguasai secara mendalam dan mendetail berbagai segi teknis dari suatu keputusan yang menyangkut berbagai kegiatan organisasi, yang bagi organisasi niaga misalnya, mencakup bidang keuangan, produksi, pemasaran, kepegawaian, logistik, penelitian dan pengembangan pendidikan, latihan dan sebagainya.
3.      Tenaga analis, yang peran utamanya terlihat pada usaha untuk menciptakan berbagai model pengambilan keputusan, yang dengan itu manajer pengambil keputusan lebih mendalam implikasi dari keputusan yang akan diambil, dengan tingkat risiko yang paling kecil, berkat pengenalan yang tepat dari faktor-faktor ketidakpastian yang secara inheren terdapat dalam setiap keputusan yang akan diambil.
Pada umumnya, enam tahap harus dilalui oleh seorang analis keputusan dalam menyelesaikan tugasnya.
1)      Masalah yang dihadapi dirinci menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga lebih muda ditangani.
2)      Menyusun secara konseptual struktur masalah yang dihadapi yang digunakan sebagai kerangka dasar dalam membuat rincian selanjutnya.
3)      Menciptakan prototip sturktur permasalahan terhadap mana analisis yang lebih mendetail dilakukan. Pada tahap ini semua segi penting dari permasalahan diidentifikasikan dan dimasukkan dalam prototip yang diciptakan itu. Hal-hal yang dimasukkan antara lain ialah berbagai hasil yang diperhitungkan akan diperoleh sedapat mungkin dinyatakan secara kuantitatif, bahkan apabila mungkin diterjemahkan dalam bentuk nilai materi.
4)      Menganalisis faktor-faktor ketidakpastian sehingga dapat ditentukan probabilitas terjadinya peristiwa-peristiwa yang tidak menguntungkan.
5)      Melakukan analisis luaran (output), yang berarti semua segi permasalahan yang hendak dipecahkan itu dikaji pada tahap inilah berbagai model dan teknik pengambilan keputusan digunakan.
6)      Penentuan strategi yang optimum atas dasar mana analis keputusan memberikan sarannya kepada pengambil keputusan yang bersangkutan.

F.     Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Analisis Keputusan
Kelebihan menggunakan analisis keputusan :
  1. Suatu masalah didefinisikan dengan jelas dan secara eksplisit
  2. Analisis keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan mengidentifikasikan dan mengkaji berbagai pilihan bertindak yang mungkin dilakukan
  3. Rangkaian langkah yang dapat ditempuh diidentifikasikan secara logis, dan digunakan secara konsisten setiap kali situasi problematik timbul
  4. Melalui analsis keputusan faktor-faktor yang sifatnya subjektif dapat tertampung dalam mengkaji berbagai alternatif
  5. Ketidakpastian dan prefensi pengambil keputusan dipisahkan dan diperhitungkan secara proporsional
  6. Analisis keputusan memusatkan pembahasan pada hal-hal penting
  7. Tersedianya kesempatan untuk mengemukakan dan mempertimbangkan berbagai sudut pandangan
  8. Analisis keputusan memungkinkan seorang manajer untuk mengkaji secara sistematis informasi apa yang perlu dikumpulkan dalam menghadapi situasi problematik tertentu, dan dengan demikian uasaha pencaharian informasi dapat dibatasi
  9. Dengan dimungkingkan penampungan faktor-faktor subjektif dalam proses pengamblan keputusan, pandangan orang lainpun – termasuk pandangan para ahli – ikut pula tertampung
  10. Dengan penggunaan data tertulis yang dikuantifikasikan, tersedia dikumentasi lengkap dan akurat yang sangat bermanfaat dalam mengkomunikasikan keputusan yang diambil kepada semua pihak yang berkepentingan.[6]
Kelemahan menggunakan analasis keputusan
  1. Analisis keputusan memerlukan waktu, dan oleh karenanya tidak dapat digunakan dalam situasi dimanapun keputusan tersebut harus segera diambil
  2. Tidak semua pengambil keputusan bersedia menerima berbagai prinsip yang digunakan untuk menilai berbagai kemungkinan yang mungkin ditempuh kaena berbagai prefensi yang telah terdapat dalam pikirannya
  3. Dalam menggunakan analisis keputusan, arti pentingnya data kualitatif sering diabaikan karena keputusan dirasakan lebih mudah diambil apabila masukan pendukung, seperti data kuantitatif, tersedia
  4. Analisis keputusan menuntut pengintegasian hasil-hasil pekerjaan dari berbagai pihak seperti analisis, manajer yang bersangkutan, dan para ahli
Memanfaatkan analisis keputusan
        Seorang pengambil keputusan perlu menemukan jawaban atas 4 pertanyaan berikut :
  1. Apakah masalah yang dihadapi?
  2. Apakah masalah yang dihadapi bersifat?
  3. Apakah teori, model, dan teknik yang dikuasai oleh manajer  yang bersangkutan dipandang tangguh untuk mengatasi situasi problematik yang dihadapi atau tidak?
  4. Apakah biaya yang harus dipikul oleh organisasi dapat dibenarkan dengan pemanfaatn seorang ahli yang berpern sebagai analisis.?
Lima persyratan harus dipunuhi agar analisis yang bersangkutan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik :
  1. Analisis yang bersangkutan harus memperoleh kepercayaan penuh dari pengambil keputusan dan peranannya berpengaruh pada tugas yang akan deselesaikan itu
  2. Analisis yang diminta bantuannya itu harus bersedia untuk menyesuaikan model dan teknik-teknik yang akan digunakannya dengan kebutuhan nyata pengambil keputusan
  3. Bagi analisis yang diminta bantuannya itu harus tesedia waktu yang memadai untuk mendalami situasi problematik yang dihadapi dan untuk mengkaji berbagai strategi pemecahan yang hendak ditempuh
  4. Manajer pengambilan keputusan harus tersedia memberikan kepada analisis yang menbantunya semua nfrmasi yang dimiliki, baik yang diperoleh secara tertulis maupun secara lisan
  5. Kehadiran analisis hanya bisa dibenarkan, apabila situasi problematik yang dihadapi tidak mungkin dihadapi tidak mungkin diatasi denga hanya memanfaatkan kemampuan yang terdapat dalam organisasi


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Analisis keputusan dapat dilakukan pada setiap jenis permasalahan yang menuntut pertimbangan yang matang. Analisis keputusan adalah disiplin ilmiah yang menggunakan instrumen statistikal dan matematikal yang digabung dengan pendekatan kesisteman dalam membantu para pimpinan menganalisis keputusan yang diambilnya. Analisis keputusan sebagai proses rasional, dengan perhatian khusus pada penilaian alternatif dari sudut tujuan yang hendak dicapai.
2.      Metode analisa pengambilan keputusan diantaranya; kewenangan tanpa diskusi, pendapat ahli, kewenangan setelah diskusi, kesepakatan.
3.      Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan. Pertama  sudut pandang ekonomis,  kedua  sudut pandang pasif,  ketiga sudut pandang kognitif, dan yang ke empat adalah sudut pandang emosional.
4.      Alat-alat bantu dalam pengambilan keputusan seperti komputer, kalkulator elektronik, alat-alat telekomunikasi, reprografik, word processor, teleks, alat-alat facsimile, dan lain sebagainya,kini semakin banyak digunakan sebagai alat bantu yang semakin penting peranannya dalam pengambilan keputusan. Bahkan alat-alat canggih tersebut tidak lagi hanya digunakan oleh organisasi sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan, akan tetapi juga oleh individu.
5.      Analis keputusan menyangkut usaha penilaian terhadap semua alternatif yang sebelumnya telah dikaji secara sistematis, sehingga pilihan yang paling tepat dapat dilakukan.
6.      Beberapa Kelebihan menggunakan analisis keputusan : suatu masalah didefinisikan dengan jelas dan secara eksplisit, analisis keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan mengidentifikasikan dan mengkaji berbagai pilihan bertindak yang mungkin dilakukan.

B.     Saran
Demikian makalah yang kami buat, apabila ada kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf. Kritik dan saran yang mendukung senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Maringan Masry. 2004. Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia.
Ristiayanti Prasetijo dan Jhon J.I.O Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta:   ANDI.
Sondang P.Siagian. 1997. Teori dan Praktek Pengambilan  Keputusan. Jakarta: Tema  Baru.


[1] Maringan Masry, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen, Ghalia, Jakarta, 2004, hlm., 83
[2] Sondang P.Siagian, Teori dan Praktek Pengambilan  Keputusan, PT.Tema Baru, Jakarta, 1997, hlm., 214
[4] Ristiayanti Prasetijo dan Jhon J.I.O Ihalauw, Perilaku Konsumen,  ANDI, Yogyakarta,  2005, hlm, 228-230
[5] Sondang P.Siagian, Op. Cit., hlm., 218

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puncak Natas Angin; Puncak dengan Jalur yang istimewa

Setelah beberapa lama merindukan angin malam diatas ketinggian, kali ini aku punya kesempatan untuk menakhlukan Puncak Natas angin bersama ...