BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Analisis
keputusan memberikan argumen tentang cara keputusan itu diambil atau bagaimana
keputusan itu seharusnya dibuat bisa tercapai . Tanpa mengetahui argumen yang
digunakan maka cara keputusan diambil dan bagaimana keputusan tersebut tercapai
sulit untuk diketahui. Argumen setiap aktor yang terlibat akan memberikan
informasi tentang cara maupun proses keputusan dicapai.
Sekaligus
menggambarkan besar kecilnya pengaruh argument terhadap hasil akhir keputusan.
Analisis keputusan bukanlah suatu prosedur yang mujarab, dalam pengertian
ia dapat mengubah keadaan lingkungan.
Manusia dalam memecahkan masalah memerlukan “alat”
yang melekat pada dirinya, yaitu:
kecerdasan, persepsi dan falsafah. Dengan kecerdasan dan
kemampuan yang dimiliknya, manusia mendapatkan beberapa alternatif dalam
mengambil suatu keputusan. Alternatif tersebut haruslah dijabarkan secara
kuantitatif bukan penjabaran secara umum.
Analisis keputusan menunjukkan sesungguhnya apa yang
terjadi, sehingga dengan mengetahui dan mengidentifikasi masalah tersebut, maka akan
memudahkan pemimpin untuk menyelesaikan masalah yaitu dengan Analisis
keputusan. Untuk itu Sebagai seorang pengambil keputusan perlu memahami dan mengetahui berbagai analisis keputusan dan alat
bantunya.
B.
Rumusan Masalah
Dari makalah yang kami
buat ini, yang dapat kami paparkan adalah sebagai berikut:
1. Apa
pengertian analisis keputusan?
2. Apa
Saja metode analisa pengambilan keputusan?
3. Bagaimana
sudut pandang menganalisis pengambilan keputusan?
4. Apa
saja alat bantu analisis keputusan?
5. Bagaimana
peran seorang analis keputusan?
6. Apa
saja kelebihan dan kekurangan menggunakan analisis keputusan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Analisis
Keputusan
Keputusan (decision) ialah : ” a dicision is an act of
choice where in an executive forms a conclusion about what must or must not be
done in a given situation,” (keputusan ialah suatu tindakan pemilihan di mana
pimpinan menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus atau tidak harus
dilakukan dalam situasi yang tertentu).[1]
Analisis keputusan adalah disiplin ilmiah yang
menggunakan instrumen statistikal dan matematikal yang digabung dengan
pendekatan kesisteman dalam membantu para pimpinan menganalisis keputusan yang
diambilnya.[2]
Analisis keputusan sebagai proses rasional, dengan perhatian khusus pada
penilaian alternatif dari sudut tujuan yang hendak dicapai. Analisis keputusan
itu dimaksudkan antara lain untuk lebih menjamin, bahwa keputusan yang diambil
mempunyai kaitan langsung dan relevansi tinggi dengan kenyataan yang ada.
B. Metode-Metode Analisa Pengambilan Keputusan
1. Kewenangan
Tanpa Diskusi
Metode pengambilan keputusan ini
seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan
militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti
ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang
harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau
pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan
rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para
anggotanya.
Namun demikian, jika metode
pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan
persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota
organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang
bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara
bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang
diambil secara individual.
2.
Pendapat Ahli
Kadang-kadang seorang anggota
organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga
memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode
pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota
organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi
kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang
yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit
menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior).
Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas
terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang
yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah
seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
3.
Kewenangan
Setelah Diskusi
Sifat otokratik dalam pengambilan
keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama.
Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau
opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan
kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek
kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha
menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat
anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun
perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini
juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing
untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para
anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan
keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan.
4.
Kesepakatan
Kesepakatan atau konsensus akan
terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang
diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni
partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan
kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota
dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting
khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan
keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari
kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang
relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk
digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan
di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada
ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan
metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan
dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
a.
Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
b.
Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh
kelompok, dan
c.
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin
kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.[3]
C.
Sudut Pandang Menganalisis Pengambilan Keputusan
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan.
Pertama sudut pandang ekonomis, kedua
sudut pandang pasif, ketiga sudut
pandang kognitif, dan yang ke empat adalah sudut pandang emosional.[4]
1. Sudut Pandang
Ekonomis
Pandangan ini melihat konsumen sebagai orang yang membuat keputusan
secara rasional. Ini berarti bahwa konsumen harus mengetahui semua alternatife
yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatife yang
ditentukan, dilihat dari kegunaan dan kerugiannya serta dapat harus
mengidentifikasi satu alternatife yang terbaik. Menurut para ahli sosial, model
economic men ini tidak realistis. Alasan yang mereka kemukakan adalah
a.
Manusia memliki keterbatasan kemampuan,
kebiasaann dan gerak. Orang yang tidak terampil berkomunikasi akan malas
bertanya. Orang yang tidak suka pergi jauh, membeli warung disebalah rumah
b.
Manusia dibatasi oleh nilai-nilai tujuan.
Sesorang yang ingin menghangatkan badan dimalam yang dingin, tidak membeli
ronde ke kota. Alasan pertama karena dia perempuan dan perempuan tidak pantas
pergi malam-malam di negeri ini, karena tujuannya hanya menghangatkan badan.
Jadi kopi panas buatan sendiripun bisa memenuhi tujuan.
c.
Manusia dibatasi oleh pengetahuan yang mereka
miliki. Tidak semua informasi yang mereka pahami. Jadi, kriteria evaluasi yang ingin mereka
bentukpun tidak akan setepat economic men.
Sehubungan itu, konsumen tidak membuat keputusan yang rasional,
tetapi keputusan yang memuaskan adalah keputusan yang cukup baik.
2. Sudut Pandang
Pasif
Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut economis. Pandangan ini
mengatakan bahwa konsumen pada dasarnya pasrah kepada kepentingannya sendiri
dan menerima secara pasif usaha-usaha promosi dari para pemasar. Kenyataannya,
bentuk-bentuk promosi yang dilakukan pemasar juga mengenai sasaran. Konsumen
dianggap sebagai pembeli yang impulsive dan irasional. Kelemahan pandangan ini
adalah bahwa pandangan ini tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen
memainkan peran penting dalam setiap pembelian yang mereka lakukan, baik dalam
hal mencari informasi tentang berbagai alternative produk, maupun dalam
menyeleksi produk yang dianggap akan memberikan kepuasan terbesar.
3. Sudut Pandang
kognitif
Sudut pandang ini menganggap konsumen sebagai cognitive men atau
sebagai problem solver. Menurut pandangan ini, konsumen merupakan pengolah
infirmasi yang senantiasa mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan
gera.pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, selanjutnya
terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Jadi, kognitif men dapat
diibaratkan berdiri diantara economic men dan passive men. Cognitive men juga
sering kali mempunyai pola respon tertentu terhadap informasi yang
berlebihan dan seringkali pula mengambil
jalan pintas untuk memfasilitasi pengambilan keputusannya untuk sampai pada
keputusan yang memuaskan. Sesorang yang menginginkan parfum untuk memenuhi
kebutuhan sosialisasinya akan mencari informasi sebanyak mungkin dan menentukan
alternative, tetapi bisa saja dia menentukan pilihan berdasarkan harga.
4. Sudut Pandang
Emosional
Pandangan ini menekankan emosisebagai pendorong pertama sehingga
konsumen membeli suatu produk. Favoritism merupakn salah satu buktu bahwa
seseorang berusaha mendapatkan prouk favoritnya, apapun yang terjadi.
Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Orang suka
sekali membeli stiker sepak bola, kartu baseball, dan sebagainya, dengan harga
tidak murah, karena didorong oleh emosi belaka.
Jadi, perasaan dan suasana hati sangat berperan dalam pembelian
yang emosional. Dekorasi gerai, cahaya, warna, aroma, music, dan sebagainya
dipakai pemasar untuk mempengaruhi perasaan dan suasana hati. Tetapi jangan
sampai terperangkap pada anggapan bahwa emotional man itu tidak rasional.
Mendapatkan produk yang membuat perasaanya lebih baik merupakan keputusan yang
rasio.
D.
Alat Bantu Analisis
Keputusan
Analisis keputusan memerlukan alat bantu yang
mendukung tercapainya tujuan, yaitu analisis instrumen statistik dan analisis instrumen matematikal.
Instrumen statistikal dan matematikal digunakan dalam
penciptaan berbagai model dan simulasi yang menggambarkan dengan tepat hal-hal
yang sesungguhnya terjadi dalam praktek , yaitu :
1. Penciptaan model
Berbagai model diciptakan dan digunakan untuk
menggantikan pengambilan keputusan dengan coba-coba. Suatu model dengan
berbagai programnya biasanya memang mampu mengidentifikasikan pilihan terbaik
dari berbagai alternatif yang telah dikaji dengan matang. Berbagai model
tersebut diciptakan pada umumnya berdasarkan model matematikal. Sebenarnya
hampir setiap orang menggunakan model matematikal dalam menghadapi masalah yang
dihadapinya sehari-hari. Misalnya, apabila seseorang hendak berpergian, ia
biasanya melakukan perhitungan tentang berapa lama ia menempuh perjalanannya
dari tempat kediamannya sampai tiba di tempat tujuan. Faktor-faktor yang diperhitungkannya
antara lain terdiri dari jarak yang harus ditempuh, kecepatan kendaraan,
kondisi lalu lintas, dan faktor-faktor lain yang relevan.
Dewasa ini dikenal dua jenis model, yaitu model
kuantitatif dan model kualitatif. Masing-masing model mempunyai ciri-ciri
sendiri-sendiri. Di satu pihak model-model kuantitatif biasanya menuntut logika
dan tingkat ketepatan yang tinggi, akan tetapi dengan sering mengorbankan
realisme. Model-model kuantitatif tidak menyediakan tempat untuk sesuatu yang
mengambang dan tidak jelas. Segala sesuatu yang berhubungan dengan keputusan
yang akan diambil telah diidentifikasikan dengan jelas. Di pihak lain
model-model kualitatif tidak didasarkan pada rumus yang menghasilkan jalan
keluar yang sederhana. Dalam model kualitatif hal-hal yang diketahui hanya
dinyatakan secara implisit, dan kendala-kendala yang akan dihadapi pun sering
tidak didefenisikan dengan jelas. Model-model kualitatif biasanya lebih
realistis dibandingkan dengan model-model
kuantitatif.
Dalam analisis keputusan, manfaat utama dari
model-model ini biasanya disumbangkan oleh model-model tertutup, karena
tuntutan akan ketepatan dan kuantifikasi sebagai pertimbangan utama dapat
dipenuhinya. Begitu besar manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan
model-model ini, sehingga model-model itu digunakan untuk pengambilan keputusan
yang sifatnya strategis seperti :
a.
Penentuan sasaran
organisasi.
b.
Perumusan kebijaksanaan
dasar.
c.
Pemilihan lokasi
pabrik.
d.
Perencanaan dampak
lingkungan.
e.
Penyusunan anggaran
yang tidak bersifat rutin.
2. Berbagai teknik penggunaan model
Karena tidak mungkin mengidentifikasi dan membahas
semua teknik yang kini telah dikenal, hanya beberapa yang akan dibahas di bawah
ini karena teknik-teknik itulah yang paling banyak digunakan.[5]
Pertama, teknik yang didasarkan
pada teori keputusan statistikal. Teknik ini berusaha untuk memanfaatkan
preferensi pengambil keputusan yang bersangkutan. Tanpa mengurangi pentingnya
gagasan, pendapat, dan saran orang lain, model yang diciptakan dan teknik
penggunaannya lebih banyak disesuaikan dengan keinginan pengambil keputusan
yang bersangkutan, yang karena pendidikan dan pengalamannya telah memiliki
preferensi tertentu dalam proses pengambilan keputusan.
Kedua, programming
matematikal, yaitu satu teknik yang berusaha memperhitungkan jalan pemecahan
yang optimal meskipun kondisi yang dihadapi tidak jelas, dan bahkan mengandung
tingkat ketidakpastian yang tinggi.
Ketiga, teknik yang dikenal
dengan nama game theory, yang dalam prakteknya berupa pengambilan keputusan
kolektif, yang di dalamnya dicoba diperhitungkan jalan pemecahan yang paling
optimal dengan mengkaji berbagai hal seperti :
a.
Tujuan yang ingin
dicapai.
b.
Kekuatan organisasi.
c.
Kelemahan organisasi.
d.
Berbagai peluang yang
mungkin timbul.
e.
Gangguan, hambatan, dan
bahkan ancaman, yang mungkin harus dihadapi.
Keempat, pengambilan keputusan
dengan kriteria ganda. Yaitu berdasarkan rumus maksimalisasi, diperkirakan
manfaat apa yang mungkin diperoleh, dan dengan rumus minimalisasi memperkirakan
kerugian apa yang harus dipikul.
Perlu ditekankan, bahwa agar suatu teknik mendatangkan
manfaat yang sebesar-besarnya, ketetapan dalam memilih dan menggunakan teknik
itu mutlak sifatnya. Agar tingkat ketepatan yang tinggi terpenuhi, enam
persyaratan harus terpenuhi terlebih dahulu, yaitu :
a.
Aspek-aspek penting
dari suatu situasi problematik harus dikenal dengan baik.
b.
Variabel-variabel yang
berpengaruh tidak saja harus diidentifikasikan dengan tepat, akan tetapi juga
harus dikuantifikasikan.
c.
Komponen utama suatu
permasalahan dinyatakan dalam angka-angka.
d.
Keterbatasan suatu
model harus dikenal dengan membuat perkiraan apabila diperlukan.
e.
Kemampuan model yang
diciptakan dan dipilih harus sesuai dengan alat bantu matematis yang tersedia.
f.
Waktu yang harus
dikorbankan untuk membuat kalkulasi yang diperlukan, harus dapat diterima oleh
pengambil keputusan yang bersangkutan.
Arti dari semua itu ialah, bahwa meskipun bagi para
manajer tersedia berbagai alat bantu untuk mengambil keputusan yang tepat dan
efektif, peranan alat-alat itu hanyalah sebagai pembantu. Bermanfaat tidaknya
alat-alat itu pada analisis terakhir sangat tergantung pada pemilihan, dan
penggunaannya yang tepat digabung dengan daya pikir yang kreatif, inovatif, dan
intuitif.
E.
Peranan Seorang Analis
Keputusan
Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa analisis
keputusan dapat dilakukan pada setiap jenis permasalahan yang menuntut
pertimbangan yang matang. Analisis keputusan yang matang. Analis keputusan
menyangkut usaha penilaian terhadap semua alternatif yang sebelumnya telah
dikaji secara sistematis, sehingga pilihan yang paling tepat dapat dilakukan.
Harus diakui bahwa batasan-batasan analisis keputusan yang baik tidak selalu
jelas karena ia merupakan suatu pendekatan yang ekletis, yang menggunakan
kombinasi antara cara berpikir yang matematikal dengan pendekatan kesisteman.
Dalam hubungan inilah peranan seorang analis
keputusan harus dilihat. Telah sering ditekankan, bahwa seorang pengambil
keputusan perlu bersikap terbuka terhadap pendapat dan gagasan orang lain.
Keterbukaan itu diperlukan dengan berbagai pertimbangan seperti :
1.
Mengurangi peranan
faktor-faktor yang sifatnya subyektif dalam memilih alternatif karena terlalu
didasarkan pada preferensi kuat dari pengambil keputusan yang bersangkutan.
2.
Perlunya masukan yang
lebih banyak dari berbagai pihak, terutama pada bawahan yang akan terlibat
dalam pelaksanaan keputusan yang diambil.
3.
Pemanfaatan pendekatan
ilmiah yang digunakan oleh para ahli yang ada di dalam organisasi, atau yang
didatangkan dari luar organisasi, yang dipandang mempunyai tingkat kemahiran
yang tinggi dalam menggunakan berbagai model dan teknik pengambilan keputusan.
4.
Untuk mengetahui nilai
organisasional dan preferensi berbagai pihak terhadap berbagai pilihan yang
dihadapinya, dikaitkan dengan berbagai kendala yang juga pasti dihadapi oleh
organisasi.
Hal-hal yang dikemukakan di atas antara lain
berarti, bahwa terdapat tiga kelompok yang perlu dilibatkan dalam analisis keputusan.
1.
Pengambil keputusan yang
bersangkutan sendiri, yang biasanya bertindak atas nama organisasi. Peran
utamanya adalah meletakkan dasar untuk melakukan pilihan atas berbagai
alternatif. Dasar tersebut tidak hanya berkaitan dengan metode dan teknik yang
seyogyanya digunakan, akan tetapi juga dalam hubungannya dengan pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.
Tenaga ahli, yang peran
utamanya terletak pada penyediaan informasi yang diperlukan dalam melakukan
analisis, sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang paling
tepat. Tenaga ahli tersebut adalah mereka yang menguasai secara mendalam dan
mendetail berbagai segi teknis dari suatu keputusan yang menyangkut berbagai
kegiatan organisasi, yang bagi organisasi niaga misalnya, mencakup bidang
keuangan, produksi, pemasaran, kepegawaian, logistik, penelitian dan
pengembangan pendidikan, latihan dan sebagainya.
3.
Tenaga analis, yang peran
utamanya terlihat pada usaha untuk menciptakan berbagai model pengambilan
keputusan, yang dengan itu manajer pengambil keputusan lebih mendalam implikasi
dari keputusan yang akan diambil, dengan tingkat risiko yang paling kecil,
berkat pengenalan yang tepat dari faktor-faktor ketidakpastian yang secara
inheren terdapat dalam setiap keputusan yang akan diambil.
Pada umumnya, enam tahap harus dilalui oleh
seorang analis keputusan dalam menyelesaikan tugasnya.
1) Masalah yang dihadapi dirinci menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil, sehingga lebih muda ditangani.
2) Menyusun secara konseptual struktur masalah yang
dihadapi yang digunakan sebagai kerangka dasar dalam membuat rincian
selanjutnya.
3) Menciptakan prototip sturktur permasalahan terhadap
mana analisis yang lebih mendetail dilakukan. Pada tahap ini semua segi penting
dari permasalahan diidentifikasikan dan dimasukkan dalam prototip yang
diciptakan itu. Hal-hal yang dimasukkan antara lain ialah berbagai hasil yang
diperhitungkan akan diperoleh sedapat mungkin dinyatakan secara kuantitatif,
bahkan apabila mungkin diterjemahkan dalam bentuk nilai materi.
4) Menganalisis faktor-faktor ketidakpastian sehingga
dapat ditentukan probabilitas terjadinya peristiwa-peristiwa yang tidak
menguntungkan.
5) Melakukan analisis luaran (output), yang berarti semua
segi permasalahan yang hendak dipecahkan itu dikaji pada tahap inilah berbagai
model dan teknik pengambilan keputusan digunakan.
6)
Penentuan strategi yang
optimum atas dasar mana analis keputusan memberikan sarannya kepada
pengambil keputusan yang bersangkutan.
F.
Kelebihan dan
Kekurangan Menggunakan Analisis Keputusan
Kelebihan
menggunakan analisis keputusan :
- Suatu masalah didefinisikan dengan jelas dan secara eksplisit
- Analisis keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan mengidentifikasikan dan mengkaji berbagai pilihan bertindak yang mungkin dilakukan
- Rangkaian langkah yang dapat ditempuh diidentifikasikan secara logis, dan digunakan secara konsisten setiap kali situasi problematik timbul
- Melalui analsis keputusan faktor-faktor yang sifatnya subjektif dapat tertampung dalam mengkaji berbagai alternatif
- Ketidakpastian dan prefensi pengambil keputusan dipisahkan dan diperhitungkan secara proporsional
- Analisis keputusan memusatkan pembahasan pada hal-hal penting
- Tersedianya kesempatan untuk mengemukakan dan mempertimbangkan berbagai sudut pandangan
- Analisis keputusan memungkinkan seorang manajer untuk mengkaji secara sistematis informasi apa yang perlu dikumpulkan dalam menghadapi situasi problematik tertentu, dan dengan demikian uasaha pencaharian informasi dapat dibatasi
- Dengan dimungkingkan penampungan faktor-faktor subjektif dalam proses pengamblan keputusan, pandangan orang lainpun – termasuk pandangan para ahli – ikut pula tertampung
- Dengan penggunaan data tertulis yang dikuantifikasikan, tersedia dikumentasi lengkap dan akurat yang sangat bermanfaat dalam mengkomunikasikan keputusan yang diambil kepada semua pihak yang berkepentingan.[6]
Kelemahan
menggunakan analasis keputusan
- Analisis keputusan memerlukan waktu, dan oleh karenanya tidak dapat digunakan dalam situasi dimanapun keputusan tersebut harus segera diambil
- Tidak semua pengambil keputusan bersedia menerima berbagai prinsip yang digunakan untuk menilai berbagai kemungkinan yang mungkin ditempuh kaena berbagai prefensi yang telah terdapat dalam pikirannya
- Dalam menggunakan analisis keputusan, arti pentingnya data kualitatif sering diabaikan karena keputusan dirasakan lebih mudah diambil apabila masukan pendukung, seperti data kuantitatif, tersedia
- Analisis keputusan menuntut pengintegasian hasil-hasil pekerjaan dari berbagai pihak seperti analisis, manajer yang bersangkutan, dan para ahli
Memanfaatkan
analisis keputusan
Seorang pengambil keputusan perlu
menemukan jawaban atas 4 pertanyaan berikut :
- Apakah masalah yang dihadapi?
- Apakah masalah yang dihadapi bersifat?
- Apakah teori, model, dan teknik yang dikuasai oleh manajer yang bersangkutan dipandang tangguh untuk mengatasi situasi problematik yang dihadapi atau tidak?
- Apakah biaya yang harus dipikul oleh organisasi dapat dibenarkan dengan pemanfaatn seorang ahli yang berpern sebagai analisis.?
Lima persyratan harus dipunuhi agar
analisis yang bersangkutan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik :
- Analisis yang bersangkutan harus memperoleh kepercayaan penuh dari pengambil keputusan dan peranannya berpengaruh pada tugas yang akan deselesaikan itu
- Analisis yang diminta bantuannya itu harus bersedia untuk menyesuaikan model dan teknik-teknik yang akan digunakannya dengan kebutuhan nyata pengambil keputusan
- Bagi analisis yang diminta bantuannya itu harus tesedia waktu yang memadai untuk mendalami situasi problematik yang dihadapi dan untuk mengkaji berbagai strategi pemecahan yang hendak ditempuh
- Manajer pengambilan keputusan harus tersedia memberikan kepada analisis yang menbantunya semua nfrmasi yang dimiliki, baik yang diperoleh secara tertulis maupun secara lisan
- Kehadiran analisis hanya bisa dibenarkan, apabila situasi problematik yang dihadapi tidak mungkin dihadapi tidak mungkin diatasi denga hanya memanfaatkan kemampuan yang terdapat dalam organisasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Analisis keputusan dapat dilakukan pada setiap jenis permasalahan yang
menuntut pertimbangan yang matang. Analisis keputusan adalah disiplin ilmiah
yang menggunakan instrumen statistikal dan matematikal yang digabung dengan
pendekatan kesisteman dalam membantu para pimpinan menganalisis keputusan yang
diambilnya. Analisis keputusan sebagai proses rasional, dengan perhatian khusus
pada penilaian alternatif dari sudut tujuan yang hendak dicapai.
2.
Metode analisa pengambilan keputusan diantaranya; kewenangan
tanpa diskusi, pendapat ahli, kewenangan setelah diskusi, kesepakatan.
3.
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis
pengambilan keputusan. Pertama sudut
pandang ekonomis, kedua sudut pandang pasif, ketiga sudut pandang kognitif, dan yang ke
empat adalah sudut pandang emosional.
4.
Alat-alat bantu dalam pengambilan keputusan seperti komputer, kalkulator
elektronik, alat-alat telekomunikasi, reprografik, word processor, teleks,
alat-alat facsimile, dan lain sebagainya,kini semakin banyak digunakan sebagai
alat bantu yang semakin penting peranannya dalam pengambilan keputusan. Bahkan
alat-alat canggih tersebut tidak lagi hanya digunakan oleh organisasi sebagai
alat bantu dalam proses pengambilan keputusan, akan tetapi juga oleh individu.
5.
Analis keputusan
menyangkut usaha penilaian terhadap semua alternatif yang sebelumnya telah dikaji
secara sistematis, sehingga pilihan yang paling tepat dapat dilakukan.
6.
Beberapa
Kelebihan menggunakan analisis keputusan : suatu masalah didefinisikan dengan
jelas dan secara eksplisit, analisis keputusan merupakan suatu pendekatan yang
sistematis dan mengidentifikasikan dan mengkaji berbagai pilihan bertindak yang
mungkin dilakukan.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat,
apabila ada kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf. Kritik
dan saran yang mendukung senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Maringan Masry. 2004. Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia.
Ristiayanti Prasetijo dan Jhon J.I.O Ihalauw. 2005. Perilaku
Konsumen. Yogyakarta: ANDI.
Sondang P.Siagian. 1997. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan.
Jakarta: Tema Baru.
http://www.academia.edu/8524388/MAKALAH_PENDAHULUAN_ANALISIS_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_Disusun_untuk_memenuhi_tugas_Mata_Kuliah_Analisis_Pengambilan_Keputusan, diakses pada tanggal 8 feb 2016, pukul 09.45 WIB
https://www.academia.edu/Documents/in/Analisis_keputusan_dan_alat-alat_bantunya, diakses pada tanggal 9 feb 2016, pukul 06.27 WIB
[2] Sondang P.Siagian, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan,
PT.Tema Baru, Jakarta, 1997, hlm., 214
[3]http://www.academia.edu/8524388/MAKALAH_PENDAHULUAN_ANALISIS_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_Disusun_untuk_memenuhi_tugas_Mata_Kuliah_Analisis_Pengambilan_Keputusan, diakses pada
tanggal 8 feb 2016, pukul 09.45 WIB
[4] Ristiayanti
Prasetijo dan Jhon J.I.O Ihalauw, Perilaku Konsumen, ANDI, Yogyakarta, 2005, hlm, 228-230
[6] https://www.academia.edu/Documents/in/Analisis_keputusan_dan_alat-alat_bantunya, diakses pada
tanggal 9 feb 2016, pukul 06.27 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar