BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup
signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik
pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang.
Perkembangan juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer
dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh
informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses
pengambilan keputusan.
Para
manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk
menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan
teknologi informasi yang tersedia. Pemanfaatan teknologi informasi ini
dikaitkan dengan pentingnya atau bantuannya dalam proses pengambilan keputusan
manajemen. Dapat kita ketahui bahwa masih kurangnya organisasi baik pada sektor
publik maupun organisasi pada sektor swasta yang menerapkan sistem informasi
manajemen dalam pengambilan keputusan, khususnya pada organisasi pemerintah
daerah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan membahas mengenai sistem
pendukung pengambilan keputusan.
B.
Rumusan Masalah
Dari
makalah yang kami buat ini, yang dapat kami paparkan adalah sebagai berikut :
1.
Apa
Pengertian Pengambilan Keputusan?
2.
Bagaimana
Metode Pengambilan Keputusan?
3.
Bagaimana
Cara Pengambilan Keputusan?
4.
Apa
Saja Tipe Keputusan Manajemen?
5.
Apa
Saja Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengambilan Keputusan
Suatu keputusan pada hakikatnya
harus dianggap sebagai cara dari pada sebagai tujuan, sebab keputusan merupakan
cara untuk mencapai tujuan. Sebagaimana diungkapkan Gibson et.al (1988:597)
bahwa suatu keputusan merupakan mekanisme organisasi untuk melakukan upaya
mencapai keadaan yang diinginkan, jadi keputusan adalah tanggapan organisasi
atas suatu masalah. Setiap keputusan merupakan hasil dari proses dinamis yang
dipengaruhi oleh berbagai kekuatan atau dorongan.[1]
Pengambilan keputusan adalah
pekerjaan sehari-hari seorang pemimpin baik pemimpin pemerintah, organisasi
sosial masyarakat maupun pemimpin perusahaan kecil dan besar. Sehingga pada
akhirnya bagi suatu organisasi sangat perlu diketahui bagaimana teknik
pengambilan keputusan.
Adapun
tahap pengambilan keputusan Menurut Simon (1960) ada 4 tahapan yakni :[2]
1.
Intelligence : pengumpulan informasi untuk mengindetifikasikan
permasalahan.
2. Design
: tahap perancangan solusi dalam bentuk alternative pemecahan masalah.
3. Choice
: tahap memilih dari solusi dari alternative-alternative yang disediakan.
4.
Implementation : tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan
hasilnya.
Dari
4 tahapan ini kita jadi mengetahui bahwa dalam mengambil keputusan paling tidak
ada 4 tahapan yang harus kita lakukan sebelum pengambilan keputusan dilakukan.
Pengambilan keputusan ini sangatlah penting dalam suatu manajemen, ini
dikarenakan manajemen yang baiklah yang mampu bertanggung jawab atas setiap
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi, agar
perusahaan atau organisasi tersebut mampu menjalankan proses dan fungsinya
sesuai dengan tujuan awal perusahaan itu didirikan.
B.
Metode Pengambilan Keputusan
Cara mendekati analisis pengambilan
keputusan memang sangat bervariasi. Setidaknya ada empat metode pengambilan
keputusan yang dianggap lazim dipergunakan dalam pengambilan keputusan
organisasional sebagaimana keterangan berikut ini:[3]
1.
Metode
rasional; adalah metode klasik yang secara tersirat mencakup metode birokratik
dari pengambilan keputusan.
2.
Metode
tawar-menawar; adalah metode yang paling mendasar dalam aktivitas politik yaitu
penyelesaian konflik melalui negosiasi. Metode ini sangat kompromis karena
dimungkinkan pengambilan keputusan dimungkinkan membuat keputusan-keputusan
besar yang mempunyai dampak jangka panjang dan juga keputusan-keputusan dengan
ruang lingkup terbatas.
3.
Metode
agrigatif; metode ini menggunakan konsultan dan tim-tim staf yang bekerja keras
dalam merumuskan kebijakan politik.
4.
Metode
keranjang sampah; metode ini lebih banyak menampilkan karakter dalam
pengambilan keputusan pada isu yang bermacam-macam dari peserta pengambilan
keputusan dan pada masalah yang timbul saat ini.
C.
Cara Pengambilan Keputusan
Dalam rangka memahami bagaimana
cara-cara pengambilan keputusan, maka berikut ini dikemukakan beberapa cara
pengambilan keputusan yang lazim digunakan oleh suatu kelompok atau organisasi.
1.
Keputusan
consensus atau mufakat. Keputusan ini adalah pendapat bersama dalam suasana
yang memungkinkan berlangsungnya komunikasi secara terbuka. Dalam keputusan
yang dicapai dalam permufakatan, semua anggota kelompok memahami keputusan
tersebut dan siap mendukungnya.
2.
Keputusa
lewat pemungutan suara mayoritas. Cara pengambilan keputusan ini paling sering
dipakai. Dalam cara ini suatu persoalan hanya akan dibahas bila paling sedikit
51% dari anggota yang menyetujui keputusan tersebut.
3.
Keputusan
oleh minoritas. Suatu minoritas dapat membuat aneka keputusan kelompok dengan
berbagai cara, sebagian di antaranya bersifat sah dan sebagian lainnya tidak
sah.
4.
Keputusan
dengan mengambil rata-rata pendapat perorangan. Cara lain membuat aneka
keputusan adalah dengan menanyai pendapat masing-masing anggota secara terpisah
lalu menyimpulkan rata-ratanya. Para anggota tidak diberi kesempatan untuk
mendiskusikan secara langsung tatap muka mengenai keputusan macam apa yang akan
diambil oleh kelompok.
5.
Keputusan
oleh anggota ahli. Aneka keputusan kelompok juga bisa dibuat dengan cara
meminta salah seorang anggota yang paling ahli memutuskan apa yang harus
dilakukan oleh kelompok.
6.
Keputusan
oleh otoritas sesudah mendengarkan hasil diskusi kelompok. Mula-mula sang pemimpin
mengundang kelompok untuk rapat, mengemukakan permasalahannya kepada kelompok
dalam rapat itu, mendengar diskusi yang dilakukan oleh kelompok sampai ia
merasa yakin tentang keputusan yang harus dibuatnya, dan menyampaikan kepada
kelompok.
7.
Keputusan
oleh otoritas tanpa mendengarkan hasil diskusi kelompok. Sang pemimpin membuat
semua keputusan tanpa berkonsultasi kepada para anggota kelompok dengan cara
apapun. Cara ini cukup lazim ditempuh dalam berbagai organisasi.
D.
Tipe Keputusan Manajemen
Pengambilan keputusan adalah
tindakan manajemen di dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Tipe-tipe keputusan manajemen, menurut Frederick H. Wu (1984:71)
diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Keputusan
terprogram. Keputusan terprogram dilakukan menurut pola dan struktur yang sudah
jelas. Keputusan semacam ini biasanya dilakukan untuk mengantisipasi
permasalahan dengan tingkat kepastian yang tinggi dan lebih banyak memerlukan
pertimbangan rasional. Dalam hal ini yogiyanto (1988:71) menyatakan bahwa
keputusan terprogram ialah keputusan yang sifatnya berulang-ulang dan rutin
sehingga dapat diprogram. Keputusan ini banyak dilakukan oleh manajemen tingkat
bawah.
2.
Keputusan
semi terprogram. Keputusan ini di samping memerlukan pertimbangan rasional juga
pertimbangan lain yang sifatnya normative. Ini terjadi karena variabel yang
harus dipertimbangkan lebih banyak dan bervariasi. Keputusan semi terprogram
ialah keputusan yang sifatnya sebagian dapat diprogram sehinga masih memerlukan
pertimbangan-pertimbangan. Keputusan ini biasanya membutuhkan analisis dan
perhitungan yang terperinci karena sifatnya yang rumit, keputusan ini banyak dilakukan
oleh manajemen tingkat menengah.
3.
Keputusan
tidak terprogram. Keputusan tidak terprogram merupakan keputusan yang harus
diambil dengan mempertimbangkan hampir semua variabel baik yang terikat
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena adanya variabel yang tidak
terkendali (di luar control manajemen), maka seperti dijelaskan yogiyanto bawha
keputusan ini sifatnya tidak selalu terjadi dan tidak berulang-ulang. Keputusan
ini banyak dilakukan oleh manajemen tingkat atas.
E.
Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain
adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):[4]
1. Mampu
mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
2. Dapat
merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang
berubah-ubah.
3. Mampu
untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara
cepat dan tepat.
4. Pandangan
dan pembelajaran baru.
5. Sebagai
fasilitator dalam komunikasi.
6. Meningkatkan
kontrol manajemen dan kinerja.
7. Menghemat
biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8. Menghemat
waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9. Meningkatkan
efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan
dengan sedikit usaha.
10. Meningkatkan
produktivitas analisis.
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah
sebagai berikut.:
a. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data
yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang
disebut Database Management System (DBMS).
b. Model Management
Melibatkan model finansial, statistikal, management
science, atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan
ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
c. Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan
perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
E.1. Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Sistem pendukung keputusan adalah
sistem interaktif berbantuan komputer yang mendukung pemakai dalam kemudahan
akses terhadap data dan model keputusan dalam upaya membantu proses pengambilan
keputusan yang efektif dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur
dan tidak terstruktur.
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi,
pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan pada situasi yang semiterstruktur
dan situasi yang tidak terstruktur
di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk
mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan
yang bersifat analitis, dalam situasi yang
kurang terstruktur dan dengan kriteria yang
kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk
mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi
memberikan perangkat interaktif yang
memungkinkan pengambil keputusan dapat
melakukan berbagai analisis dengan menggunakan
model-model yang tersedia.
Karakteristik DSS antara lain :
1.
Menawarkan
keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
2.
Memungkinkan
pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
3.
Dapat
dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.
4.
Menyediakan
dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan
di depan.
5.
Menggunakan
analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
E.2. Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
Sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang
menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam mengakses
informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengidentifikasi masalah
atau mengenali peluang. Pemakai yang awam dengan komputerpun tidak sulit
mengoperasikannya karena sistem dilengkapi dengan antarmuka yang sangat
memudahkan pemakai untuk menggunakannya (user-friendly).
Karakteristik EIS antara lain :
1.
Dapat
digunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh detil data.
2.
Menyediakan
analisis kecenderungan (trend analysis), pelaporan perkecualian, dan
kemampuan drill-down.
3.
Dapat
digunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan eksternal.
4.
Mudah
digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu sedikit pelatihan untuk
menggunakannya.
5.
Dapat
digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa perantara.
6.
Menyajikan
informasi dalam bentuk teks, grafik, dan table.
7.
Terkadang
dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail
dan konferensi dengan komputer), kemampuan analisis data (spreadsheet,
bahasa query, dan DSS), dan perangkat produktivitas pribadi (seperti
kalendar elektronis).
Contoh Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan atau Decision Support System (DSS).
Penerapan perencanaan sumber daya
perusahaan Alfamart
1.
Devinisi
Perusahaan Alfamart
Alfamart adalah sebuah minimarket lokal yang memberikan suguhan
yang dapat memuaskan pelanggan ketika berkunjung ke minimarket, dengan
keramah-tamahan dan kesopanan karyawannya serta sapaan yang menjadi ciri
khasnya membuat banyak orang datang ke Alfamart untuk belanja kebutuhan
sehari-hari dan bulanan.
2.
Arti
ERP
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP
(enterprise resource planning) adalah sistem informasi yang diperuntukan bagi
perusahaan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan
mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi,
maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.
Contoh ERP perusahaan Alfamart
a.
Surat
lamaran ke perusahaan Alfamart
b.
Penerimaan
pegawai pada perusahaan tersebut
c.
Uji
coba untuk pegawai baru
3.
Elemen
Sistem Pendukung Perusahaan Alfamart
Tugas masing-masing dari Elemen organisasi
a.
Board
of commissioners
1)
Melakukan
pengawasan atas jalanya dan memberikan nasihat kepada direktur
2)
Memberikan
laporan tentang tugas-tugas pengawasan yang telah dilakukan
b.
Audit
Commite
1)
Melakukan
penelaan terhadap informasi keuangan yang diterbitkan
2)
Penelaan
terhadap kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh public untuk memastikan
semua risiko yang penting telah dipertimbangkan[5]
c.
Board
of directors
1)
Memimpin
perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan
2)
Menyetujui
anggaran tahunan perusahaan
d.
Corporaet audit
1)
Berinteraksi
dengan manajer senior
2)
Mendokumentasi
kertas dan hasil audit dan keterlibatan konsultan
e.
Corporate
legal
1)
Mengurusi
urusan RUPS dan perubahan anggaran
2)
Mengawal
ketentuan dan peraturan baru
f.
Operation
1)
Mengawasi
kegiatan operasi
2)
Membuat
produk yang dipesan
g.
Marketing
1)
Bertanggung
jawab terhadap bagian pemasaran
2)
Membuat
laporan pemasaran kepada direksi
h.
Merchandising
1)
Menjaga
atau mendisplay dan menata produk
2)
Menjalankan
semua program promosi perusahaan
i.
Property
development
1)
Menyelenggarakan
pengolahan data dan penyimpanan dokumen asli property
2)
Menyiapkan
laporan kegiatan divisi secara benar dan tepat waktu
j.
Teknologi
informasi
1)
Bertanggung
jawab memelihara sistem jaringan
2)
Mengoptimalisasi
perangkat IT atau server yang ada di Alfamart
k.
Finance
1)
Membuat,
memeriksa dan mengarsip faktur, nota supplier, laporan AP/AR untuk memastikan
status utang piutang
2)
Menerima
memeriksa tagihan dari vendor dan membuat rengkapnya untuk memastikan
pembayaran terkirim tepat waktu[6]
l.
Human
capital
1)
Memperbaiki
dan memerhatikan mutu karyawan
2)
Menyediakan
tenaga yang ahli dan sesuai dengan bidangnya masing-masing
m.
Corporate
development
1)
Merencanakan,
merancang danmenyajikan presentasi yang menarik dan proposal untuk pendekatan
bisnis baru
2)
Memberikan
bantuan monitoring kepada pejabat Fundrasing perusahaan
n.
Franchise
1)
Menyediakan
tempat usaha dan modal sejumlah tertentu bergantung pada jenis waralaba yang
akan di beli
2)
Menjaga
image produk waralaba
o.
Corporate
akhir
1)
Bertanggung
jawab untuk semua komunikasi internal dan eksternal
2)
Mengurus
hal-hal seperti bulletin karyawan, laporan bisnis tahun siaran[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pengambilan
keputusan adalah pekerjaan sehari-hari seorang pemimpin baik pemimpin
pemerintah, organisasi sosial masyarakat maupun pemimpin perusahaan kecil dan
besar. Sehingga pada akhirnya bagi suatu organisasi sangat perlu diketahui
bagaimana teknik pengambilan keputusan.
2.
Cara
mendekati analisis pengambilan keputusan memang sangat bervariasi. Setidaknya
ada empat metode pengambilan keputusan yang dianggap lazim dipergunakan dalam
pengambilan keputusan organisasional sebagaimana keterangan berikut ini; metode
rasional, metode tawar-menawar, metode agrigatif, metode keranjang sampah.
3.
Beberapa
cara pengambilan keputusan yang lazim digunakan oleh suatu kelompok atau
organisasi diantaranya; keputusan consensus atau mufakat, keputusa lewat
pemungutan suara mayoritas, keputusan oleh minoritas, dll.
4.
Tipe-tipe
keputusan manajemen, menurut Frederick H. Wu (1984:71) diklasifikasikan;
keputusan terprogram, semi terprogram dan keputusan tidak terprogram.
5.
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain
adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002); Mampu mendukung pencarian solusi dari
berbagai permasalahan yang kompleks, Dapat merespon dengan cepat pada situasi
yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah, dll.
B. Saran
Demikian
makalah yang kami buat, apabila ada kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan
kami mohon maaf. Kritik dan saran yang mendukung senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Danang Sunyoto. 2014. Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta:CAPS.
M. Fakhri
Husein dan Amin Wibowo. 2000. Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta:YKPN.
M. Khoirul
Anwar dan Asianti Oetojo S. 2004. SIMDA. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
http://wulan-wbw.mhs.narotama.ac.id, diakses pada tanggal 8 November 2015,
pukul
18:42 WIB
[1] M. Khoirul
Anwar dan Asianti Oetojo S, SIMDA, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004,
hlm.,81
[2] M. Fakhri
Husein dan Amin Wibowo, Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta, YKPN,
2000,
hlm., 111-113
[3] M. Khoirul
Anwar dan Asianti Oetojo S, Op. Cit, hlm., 90
[5] Danang Sunyoto,
Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta, CAPS, 2014, hlm., 219-220
Tidak ada komentar:
Posting Komentar