Rabu, 02 Maret 2016

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan.
Para manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia. Pemanfaatan teknologi informasi ini dikaitkan dengan pentingnya atau bantuannya dalam proses pengambilan keputusan manajemen. Dapat kita ketahui bahwa masih kurangnya organisasi baik pada sektor publik maupun organisasi pada sektor swasta yang menerapkan sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan, khususnya pada organisasi pemerintah daerah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan membahas mengenai sistem pendukung pengambilan keputusan.

B.     Rumusan Masalah
Dari makalah yang kami buat ini, yang dapat kami paparkan adalah sebagai berikut :
1.      Apa Pengertian Pengambilan Keputusan?
2.      Bagaimana Metode Pengambilan Keputusan?
3.      Bagaimana Cara Pengambilan Keputusan?
4.      Apa Saja Tipe Keputusan Manajemen?
5.      Apa Saja Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengambilan Keputusan
Suatu keputusan pada hakikatnya harus dianggap sebagai cara dari pada sebagai tujuan, sebab keputusan merupakan cara untuk mencapai tujuan. Sebagaimana diungkapkan Gibson et.al (1988:597) bahwa suatu keputusan merupakan mekanisme organisasi untuk melakukan upaya mencapai keadaan yang diinginkan, jadi keputusan adalah tanggapan organisasi atas suatu masalah. Setiap keputusan merupakan hasil dari proses dinamis yang dipengaruhi oleh berbagai kekuatan atau dorongan.[1]
Pengambilan keputusan adalah pekerjaan sehari-hari seorang pemimpin baik pemimpin pemerintah, organisasi sosial masyarakat maupun pemimpin perusahaan kecil dan besar. Sehingga pada akhirnya bagi suatu organisasi sangat perlu diketahui bagaimana teknik pengambilan keputusan.
Adapun tahap pengambilan keputusan Menurut Simon (1960) ada 4 tahapan yakni :[2]
1.      Intelligence : pengumpulan informasi untuk mengindetifikasikan permasalahan.
2.      Design : tahap perancangan solusi dalam bentuk alternative pemecahan masalah.
3.      Choice : tahap memilih dari solusi dari alternative-alternative yang disediakan.
4.      Implementation : tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.
Dari 4 tahapan ini kita jadi mengetahui bahwa dalam mengambil keputusan paling tidak ada 4 tahapan yang harus kita lakukan sebelum pengambilan keputusan dilakukan. Pengambilan keputusan ini sangatlah penting dalam suatu manajemen, ini dikarenakan manajemen yang baiklah yang mampu bertanggung jawab atas setiap keputusan-keputusan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi, agar perusahaan atau organisasi tersebut mampu menjalankan proses dan fungsinya sesuai dengan tujuan awal perusahaan itu didirikan.
B.     Metode Pengambilan Keputusan
Cara mendekati analisis pengambilan keputusan memang sangat bervariasi. Setidaknya ada empat metode pengambilan keputusan yang dianggap lazim dipergunakan dalam pengambilan keputusan organisasional sebagaimana keterangan berikut ini:[3]
1.      Metode rasional; adalah metode klasik yang secara tersirat mencakup metode birokratik dari pengambilan keputusan.
2.      Metode tawar-menawar; adalah metode yang paling mendasar dalam aktivitas politik yaitu penyelesaian konflik melalui negosiasi. Metode ini sangat kompromis karena dimungkinkan pengambilan keputusan dimungkinkan membuat keputusan-keputusan besar yang mempunyai dampak jangka panjang dan juga keputusan-keputusan dengan ruang lingkup terbatas.
3.      Metode agrigatif; metode ini menggunakan konsultan dan tim-tim staf yang bekerja keras dalam merumuskan kebijakan politik.
4.      Metode keranjang sampah; metode ini lebih banyak menampilkan karakter dalam pengambilan keputusan pada isu yang bermacam-macam dari peserta pengambilan keputusan dan pada masalah yang timbul saat ini.
C.    Cara Pengambilan Keputusan
Dalam rangka memahami bagaimana cara-cara pengambilan keputusan, maka berikut ini dikemukakan beberapa cara pengambilan keputusan yang lazim digunakan oleh suatu kelompok atau organisasi.
1.      Keputusan consensus atau mufakat. Keputusan ini adalah pendapat bersama dalam suasana yang memungkinkan berlangsungnya komunikasi secara terbuka. Dalam keputusan yang dicapai dalam permufakatan, semua anggota kelompok memahami keputusan tersebut dan siap mendukungnya.
2.      Keputusa lewat pemungutan suara mayoritas. Cara pengambilan keputusan ini paling sering dipakai. Dalam cara ini suatu persoalan hanya akan dibahas bila paling sedikit 51% dari anggota yang menyetujui keputusan tersebut.
3.      Keputusan oleh minoritas. Suatu minoritas dapat membuat aneka keputusan kelompok dengan berbagai cara, sebagian di antaranya bersifat sah dan sebagian lainnya tidak sah.
4.      Keputusan dengan mengambil rata-rata pendapat perorangan. Cara lain membuat aneka keputusan adalah dengan menanyai pendapat masing-masing anggota secara terpisah lalu menyimpulkan rata-ratanya. Para anggota tidak diberi kesempatan untuk mendiskusikan secara langsung tatap muka mengenai keputusan macam apa yang akan diambil oleh kelompok.
5.      Keputusan oleh anggota ahli. Aneka keputusan kelompok juga bisa dibuat dengan cara meminta salah seorang anggota yang paling ahli memutuskan apa yang harus dilakukan oleh kelompok.
6.      Keputusan oleh otoritas sesudah mendengarkan hasil diskusi kelompok. Mula-mula sang pemimpin mengundang kelompok untuk rapat, mengemukakan permasalahannya kepada kelompok dalam rapat itu, mendengar diskusi yang dilakukan oleh kelompok sampai ia merasa yakin tentang keputusan yang harus dibuatnya, dan menyampaikan kepada kelompok.
7.      Keputusan oleh otoritas tanpa mendengarkan hasil diskusi kelompok. Sang pemimpin membuat semua keputusan tanpa berkonsultasi kepada para anggota kelompok dengan cara apapun. Cara ini cukup lazim ditempuh dalam berbagai organisasi.
D.    Tipe Keputusan Manajemen
Pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen di dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Tipe-tipe keputusan manajemen, menurut Frederick H. Wu (1984:71) diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Keputusan terprogram. Keputusan terprogram dilakukan menurut pola dan struktur yang sudah jelas. Keputusan semacam ini biasanya dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan dengan tingkat kepastian yang tinggi dan lebih banyak memerlukan pertimbangan rasional. Dalam hal ini yogiyanto (1988:71) menyatakan bahwa keputusan terprogram ialah keputusan yang sifatnya berulang-ulang dan rutin sehingga dapat diprogram. Keputusan ini banyak dilakukan oleh manajemen tingkat bawah.
2.      Keputusan semi terprogram. Keputusan ini di samping memerlukan pertimbangan rasional juga pertimbangan lain yang sifatnya normative. Ini terjadi karena variabel yang harus dipertimbangkan lebih banyak dan bervariasi. Keputusan semi terprogram ialah keputusan yang sifatnya sebagian dapat diprogram sehinga masih memerlukan pertimbangan-pertimbangan. Keputusan ini biasanya membutuhkan analisis dan perhitungan yang terperinci karena sifatnya yang rumit, keputusan ini banyak dilakukan oleh manajemen tingkat menengah.
3.      Keputusan tidak terprogram. Keputusan tidak terprogram merupakan keputusan yang harus diambil dengan mempertimbangkan hampir semua variabel baik yang terikat langsung maupun tidak langsung. Oleh karena adanya variabel yang tidak terkendali (di luar control manajemen), maka seperti dijelaskan yogiyanto bawha keputusan ini sifatnya tidak selalu terjadi dan tidak berulang-ulang. Keputusan ini banyak dilakukan oleh manajemen tingkat atas.
E.     Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):[4]
1.      Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
2.      Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
3.      Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4.      Pandangan dan pembelajaran baru.
5.      Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6.      Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7.      Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8.      Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9.      Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10.  Meningkatkan produktivitas analisis.
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
a.       Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS).
b.      Model Management
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
c.       Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
    E.1. Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbantuan komputer yang mendukung pemakai dalam kemudahan akses terhadap data dan model keputusan dalam upaya membantu proses pengambilan keputusan yang efektif dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur.
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia.
Karakteristik DSS antara lain :
1.      Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
2.      Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
3.      Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.
4.      Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan di depan.
5.      Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
    E.2. Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
Sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengidentifikasi masalah atau mengenali peluang. Pemakai yang awam dengan komputerpun tidak sulit mengoperasikannya karena sistem dilengkapi dengan antarmuka yang sangat memudahkan pemakai untuk menggunakannya (user-friendly).


Karakteristik EIS antara lain :
1.      Dapat digunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh detil data.
2.      Menyediakan analisis kecenderungan (trend analysis), pelaporan perkecualian, dan kemampuan drill-down.
3.      Dapat digunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan eksternal.
4.      Mudah digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu sedikit pelatihan untuk menggunakannya.
5.      Dapat digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa perantara.
6.      Menyajikan informasi dalam bentuk teks, grafik, dan table.
7.      Terkadang dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail dan konferensi dengan komputer), kemampuan analisis data (spreadsheet, bahasa query, dan DSS), dan perangkat produktivitas pribadi (seperti kalendar elektronis).
Contoh Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan atau Decision Support System (DSS).
Penerapan perencanaan sumber daya perusahaan Alfamart
1.      Devinisi Perusahaan Alfamart
Alfamart adalah sebuah minimarket lokal yang memberikan suguhan yang dapat memuaskan pelanggan ketika berkunjung ke minimarket, dengan keramah-tamahan dan kesopanan karyawannya serta sapaan yang menjadi ciri khasnya membuat banyak orang datang ke Alfamart untuk belanja kebutuhan sehari-hari dan bulanan.
2.      Arti ERP
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP (enterprise resource planning) adalah sistem informasi yang diperuntukan bagi perusahaan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi, maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.
Contoh ERP perusahaan Alfamart
a.       Surat lamaran ke perusahaan Alfamart
b.      Penerimaan pegawai pada perusahaan tersebut
c.       Uji coba untuk pegawai baru
3.      Elemen Sistem Pendukung Perusahaan Alfamart
Tugas masing-masing dari Elemen organisasi
a.       Board of commissioners
1)      Melakukan pengawasan atas jalanya dan memberikan nasihat kepada direktur
2)      Memberikan laporan tentang tugas-tugas pengawasan yang telah dilakukan
b.      Audit Commite
1)      Melakukan penelaan terhadap informasi keuangan yang diterbitkan
2)      Penelaan terhadap kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh public untuk memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan[5]
c.       Board of directors
1)      Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan
2)      Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
d.      Corporaet  audit
1)      Berinteraksi dengan manajer senior
2)      Mendokumentasi kertas dan hasil audit dan keterlibatan konsultan
e.       Corporate legal
1)      Mengurusi urusan RUPS dan perubahan anggaran
2)      Mengawal ketentuan dan peraturan baru
f.       Operation
1)      Mengawasi kegiatan operasi
2)      Membuat produk yang dipesan
g.      Marketing
1)      Bertanggung jawab terhadap bagian pemasaran
2)      Membuat laporan pemasaran kepada direksi
h.      Merchandising
1)      Menjaga atau mendisplay dan menata produk
2)      Menjalankan semua program promosi perusahaan
i.        Property development
1)      Menyelenggarakan pengolahan data dan penyimpanan dokumen asli property
2)      Menyiapkan laporan kegiatan divisi secara benar dan tepat waktu
j.        Teknologi informasi
1)      Bertanggung jawab memelihara sistem jaringan
2)      Mengoptimalisasi perangkat IT atau server yang ada di Alfamart
k.      Finance
1)      Membuat, memeriksa dan mengarsip faktur, nota supplier, laporan AP/AR untuk memastikan status utang piutang
2)      Menerima memeriksa tagihan dari vendor dan membuat rengkapnya untuk memastikan pembayaran terkirim tepat waktu[6]
l.        Human capital
1)      Memperbaiki dan memerhatikan mutu karyawan
2)      Menyediakan tenaga yang ahli dan sesuai dengan bidangnya masing-masing
m.    Corporate development
1)      Merencanakan, merancang danmenyajikan presentasi yang menarik dan proposal untuk pendekatan bisnis baru
2)      Memberikan bantuan monitoring kepada pejabat Fundrasing perusahaan
n.      Franchise
1)      Menyediakan tempat usaha dan modal sejumlah tertentu bergantung pada jenis waralaba yang akan di beli
2)      Menjaga image produk waralaba

o.      Corporate akhir
1)      Bertanggung jawab untuk semua komunikasi internal dan eksternal
2)      Mengurus hal-hal seperti bulletin karyawan, laporan bisnis tahun siaran[7]


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pengambilan keputusan adalah pekerjaan sehari-hari seorang pemimpin baik pemimpin pemerintah, organisasi sosial masyarakat maupun pemimpin perusahaan kecil dan besar. Sehingga pada akhirnya bagi suatu organisasi sangat perlu diketahui bagaimana teknik pengambilan keputusan.
2.      Cara mendekati analisis pengambilan keputusan memang sangat bervariasi. Setidaknya ada empat metode pengambilan keputusan yang dianggap lazim dipergunakan dalam pengambilan keputusan organisasional sebagaimana keterangan berikut ini; metode rasional, metode tawar-menawar, metode agrigatif, metode keranjang sampah.
3.      Beberapa cara pengambilan keputusan yang lazim digunakan oleh suatu kelompok atau organisasi diantaranya; keputusan consensus atau mufakat, keputusa lewat pemungutan suara mayoritas, keputusan oleh minoritas, dll.
4.      Tipe-tipe keputusan manajemen, menurut Frederick H. Wu (1984:71) diklasifikasikan; keputusan terprogram, semi terprogram dan keputusan tidak terprogram.
5.      Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002); Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks, Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah, dll.

B.     Saran
Demikian makalah yang kami buat, apabila ada kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf. Kritik dan saran yang mendukung senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Danang Sunyoto. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:CAPS.
M. Fakhri Husein dan Amin Wibowo. 2000. Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta:YKPN.
M. Khoirul Anwar dan Asianti Oetojo S. 2004. SIMDA. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
http://wulan-wbw.mhs.narotama.ac.id, diakses pada tanggal 8 November 2015,
pukul 18:42 WIB





[1] M. Khoirul Anwar dan Asianti Oetojo S, SIMDA, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004, hlm.,81
[2] M. Fakhri Husein dan Amin Wibowo, Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta, YKPN, 2000,   
  hlm., 111-113
[3] M. Khoirul Anwar dan Asianti Oetojo S, Op. Cit, hlm., 90
[4] http://wulan-wbw.mhs.narotama.ac.id, diakses pada tanggal 8 November 2015, pukul 18:42 WIB
[5] Danang Sunyoto, Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta, CAPS, 2014, hlm., 219-220
[6] Ibid, hlm., 221
[7] Ibid, hlm., 222

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puncak Natas Angin; Puncak dengan Jalur yang istimewa

Setelah beberapa lama merindukan angin malam diatas ketinggian, kali ini aku punya kesempatan untuk menakhlukan Puncak Natas angin bersama ...