Rabu, 02 Maret 2016

PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
Karyawan sebagai individu ketika memasuki perusahaan akan membawa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan-pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya sebagai karakteristik individualnya. Oleh karena itu, maaf-maaf kalau kita mengamati karyawan baru di kantor. Ada yang terlampau aktif, maupun yang terlampau pasif. Hal ini dapat dimengerti karena karyawan baru biasanya masih membawa sifat-sifat karakteristik individualnya.
Selanjutnya karakteristik ini menurut Thoha (1983), akan berinteraksi dengan tatanan organisasi seperti: peraturan dan hirarki, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem kompensasi dan sistem pengendalian. Hasil interaksi tersebut akan membentuk perilaku-perilaku tertentu individu dalam organisasi. Oleh karena itu penting bagi manajer untuk mengenalkan aturan-aturan perusahaan kepada karyawan baru. Misalnya dengan memberikan masa orientasi.

B.     Rumusan Masalah
Dari makalah yang kami buat ini, yang dapat kami paparkan adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana Perbedaan Individu?
2.      Apa Saja Landasan Untuk Memahami Perilaku?
3.      Apa Saja Dasar – Dasar Perilaku Individu?
4.      Apa Saja Variabel Yang Mempengaruhi Perilaku Individu?
5.      Bagaimana Perilaku Individu dan Perilaku Kelompok?
6.      Bagaimana Kinerja Individu itu?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perbedaan Individu
Seperti yang telah dikemukakan, setiap individu adalah unik. Perbedaan individual adalah atribut personal yang bervariasi dari satu orang ke orang lain. perbedaan individual dapat bersifat fisik, psikologis, dan emosional. Perbedaan individual yang mengategorikan seseorang tertentu membuat orang tersebut unik. Seperti yang kita lihat dalam bagian berikut ini, kategori-kategori dasar dari perbedaan individual meliputi kepribadian, sikap, persepsi, dan kreativtas. Namun, pertama kita perlu memerhatikan pentingnya situasi tersebut dalam menilai perilaku individual.[1]
Apakah perbedaan khusus yang mengategorikan seseorang tertentu baik atau buruk? Apakah perbedaan-perbedaan ini menambah atau mengurangi kinerja? Jawabannya, tentu saja bergantung pada keadaan. Seseorang dapat saja merasa tidak puas, menarik diri, dan bersikap negative dalam situasi kerja, tetapi merasa puas, ramah, da bersikap positif dalam situasi kerja yang lain. kondisi kerja, rekan kerja, dan kepemimpinan hanyalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi bagaimna kinerja dan perasaan seseorang terhadap pekerjaan. Jadi, apakah seorang manajer berusaha untuk menilai atau menghitung perbedaan individual di antara karyawannya, ia juga harus mempertimbangkan situasi dimana perilaku terjadi.
Karena manajer perlu menetapkan kontrak psikologis yang efektif dengan karyawan mereka dan mencapai kesesuaian optimal antara orang dan pekerjaan, mereka menghadapi tantagan besar dalam usaha untuk memahami, baik perbedaan individual maupun konstribusi dalam hubunganya dengan perangsang dan konteks. Titik awal yang bagus untuk mengembangkan pemahaman ini adalah untuk menghargai peran kepribadian dalam organisasi.

B.     Landasan Untuk Memahami Perilaku
Apabila seorang manajer akan melakukan observasi dan analisis tentang perilaku individual, dan performanya, maka perlu diperhatikannya tiga kelompok variabel yang secara langsung memengaruhi perilaku individual, atau apa yang dilakukan seseorang karyawan (misalnya saja: menghasilkan output, menjual kendaraan mobil, menyervis mesin-mesin).
Adapun ketiga macam kelompok variabel yang dimaksud yaitu variabel-variabel:
a.       Individual
b.      Psikologikal
c.       Keorganisasian
Di dalam setiap kelompok terdapat pula sejumlah subkelompok.
Sebagai contoh misalnya dapat dikemukakan bahwa variabel-variabel individual mencakup variabel-variabel kemampuan dan keterampilan, variabel-variabel latar belakang, dan variabel-variabel demografik.
Gambar berikut menunjukkan kepada kita bahwa perilaku seseorang karyawan adalah kompleks, karena ia dipengaruhi oleh aneka macam variabel demikian, pengalaman-pengalaman, dan kejadian-kejadian.[2]


 



                                                    



 









Gambar 1
Variabel-variabel yang memengaruhi perilaku dan
Performa seseorang karyawan


Gambar yang dikemukakan menunjukkan faktor-faktor seperti misalnya:
a.       Kemampuan dan keterampilan-keterampilan para karyawan
b.      Susunan psikologikal para karyawan
c.       Reaksi para karyawan terhadap sejumlah variabel-variabel keorganisasian seperti misalnya imbalan yang diberikan dan desain pekerjaan yang dihadapi mereka.

C.    Dasar – Dasar Perilaku Individu
Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan pengalamannya. Berikut ini akan diarahkan pada empat variable tingkat – individual, yaitu karakter biografis, kemampuan, kepribadian, dan pembelajaran.
1.      Karakter biogarfis
Karakter biografis merupakan karakteristik pribadi terdiri dari :
a.       Usia
b.      Jenis kelamin
c.       Status perkawinan
d.      Masa kerja
2.      Kemampuan
Kemampuan dibagi menjadi 2 : yaitu kemampuan fisik, adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa, dan kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental, menalar, dan memecahkan masalah. Individu dalam sebagian besar masyarakat menempatkan kecerdasan, dan untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi. Individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi pemimpin dalam suatu kelompok. Tujuh dimensi yang paling sering disebutkan yang membentuk kemampuan intelektual adalah : kecerdasan angka, pemahaman verbal, kecepatan persepsi, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi parsial.
3.      Kepribadian
Himpunan karakteristik dan kecendrungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang.
4.      Pembelajaran
Setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.

D.    Variable yang mempengaruhi perilaku individu
1.      Variable – variable dependen
Variable dependen adalah faktor – faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan yang terpengaruh sejumlah factor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu variabel bebas). Variable – variable dependen tersebut antara lan :
a.       Produktivitas, yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efesiensi.
b.      Keabsenan (kemangkiran), yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja.
c.       Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan), yaitu penarikan diri secara sukarela dan tidak sukarela dari suatu organisasi.
d.      Kepuasan kerja, yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya mereka yakini seharusnya mereka terima.
2.      Variable – Variabel Independen
a.       Variabel – variable individu: Usia, status perkawinan, jenis kelamin, masa kerja.
b.      Variable – variable kelompok: Variable – variable level system organisasi.

E.     Perilaku Individu dan Perilaku Kelompok
Manusia sebagai individu mempunyai watak, tempramen, sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Mengingat pada dasarnya setiap individu tidak mampu memenuhi kebutuhannya, maka untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan itu ia menjadi anggota dari berbagai kelompok, yang menurut pandanganya akan dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan dan dapat menyalurkan aspirasinya. Apabila individu itu masuk menjadi anggota suatu kelompok, maka segala sifat, watak, tempramen dan kepribadiannya akan ikut dibawa masuk kedalam kelompok. Dalam hal ini maka akan terbentuk perilaku yang pada awal mulanya berorientasi kepada perilaku individu. Perilaku yang demikian, yaitu perilaku kelompok yang berorientasi kepada perilaku individu, harus dikendalikan dan diarahkan ke perilaku yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti perilaku individu harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai tujuan organisasi sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi perilaku organisasi.[3]
Bagi seorang pemimpin organisasi (terutama organisasi modern), kegiatan mengarahkan perilaku individu ke dalam perilaku organisasi merupakan pekerjaan yang sangat sulit karena berhubungan dengan faktor-faktor kejiwaan. Meskipun demikian sudah menjadi keharusan bagi pemimpin organisasi untuk melakukannya, karena kegagalan dalam memberikan pengarahan akan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan.
Untuk mengarahkan perilaku individu ke arah perilaku organisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1.      Memberikan pengertian bahwa kegagalan mencapai tujuan organisasi juga merupakan kegagalan bagi setiap individu dalam usaha memenuhi kebutuhan pribadinya. Sebaliknya apabila tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien maka organisasi dapat diharapkan akan dapat memenuhi berbagai kebutuhan para anggotanya. Dengan demikian kegagalan dalam mencapai tujuan organisasi tidak hanya merugikan para pemimpin, tetapi juga merugikan para anggota organisasi, baik secara individu maupun secara kelompok.
2.      Dengan menjalankan teknik-teknik kepemimpinan yang cocok, misalnya dengan teknik persuasive, teknik penerangan, teknik propaganda dan teknik komunikasi.
3.      Menetapkan berbagai ketentuan dan peraturan yang harus ditaati setiap anggota, yang diikuti dengan pemberian sangsi bagi mereka yang melanggar ketentuan tersebut.
4.      Meningkatkan hubungan dalam organisasi khususnya hubungan personal yang serasi di kalangan para anggota, sehingga tercipta loyalitas yang tinggi, baik loyalitas antara pemimpin dengan bawahan dan sebaliknya maupun loyalitas antara sesama anggota/bawahan.
5.      Memberikan kesempatan kepada para anggota untuk memberikan saran-saran yang berhubungan dengan kepentingan organisasi. Jadi pemimpin lebih bersifat terbuka.

F.     Kinerja Individu
Perilaku individu dapat dipengaruhi oleh effort (usaha), ability (kemampuan) dan situasi lingkungan.
1.       Effort
Usaha individu diwujudkan dalam bentuk motivasi. Motivasi adalah kekuatan yang dimiliki seseorang dan kekuatan tersebut akan melahirkan intensitas dan ketekunan yang dilakukan secara sukarela. Motivasi ada 2 macam ;
a.       Motivasi dari dalam : keinginan yang besar yang muncul dari dalam diri individu  tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan dalam hidupnya.
b.      Motivasi dari luar : motivasi yang bersumber dari luar diri yang menjadi kekuatan bagi individu tersebut untuk meraih cita-tujuan-tujuan hidupnya seperti pengaruh atasan, teman, keluarga, dsb.
2.      Ability
Ability seorang individu diwujudkan dalam bentuk komoetensi. Individu yang kompeten memiliki pengetahuan dan keahlian. Sejak dilahirkan setiap individu dianugerahi Tuhan dengan bakat dan kemampuan. Bakat adalah kcerdasan alami yang bersifat bawaan. Kemampuan adalah kecerdasan individu yang diperoleh malalui belajar. 
3.      Situasi Lingkungan.
Lingkungan dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Situasi yang kondusif misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai, dll. Situasi lingkungan yang negatif misalnya suasana kerja yang tidak nyaman karena sarana san prasarana yang tidak memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, teman kerja, dll.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Perbedaan individual adalah atribut personal yang bervariasi dari satu orang ke orang lain. perbedaan individual dapat bersifat fisik, psikologis, dan emosional.
2.      Apabila seorang manajer akan melakukan observasi dan analisis tentang perilaku individual, dan performanya, maka perlu diperhatikannya tiga kelompok variabel yang secara langsung memengaruhi perilaku individual: Individual, Psikologikal, Keorganisasian.
3.      Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan pengalamannya. Berikut ini akan diarahkan pada empat variable tingkat – individual, yaitu karakter biografis, kemampuan, kepribadian, dan pembelajaran.
4.      Variabel yang mempengaruhi perilaku individu antara lain: Variable – variable dependen, Variable – Variabel Independen.
5.      Apabila individu itu masuk menjadi anggota suatu kelompok, maka segala sifat, watak, tempramen dan kepribadiannya akan ikut dibawa masuk kedalam kelompok. Dalam hal ini maka akan terbentuk perilaku yang pada awal mulanya berorientasi kepada perilaku individu.
6.      Perilaku individu dapat dipengaruhi oleh effort (usaha), ability (kemampuan) dan situasi lingkungan.

B.     Saran
Demikian makalah yang kami buat, apabila ada kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf. Kritik dan saran yang mendukung senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Gregory Moorhead. 2013. Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya Manusia dan  
           Organisasi. Salemba Empat: Jakarta.
Wursanto. 2003. Dasar-dasar ilmu organisasi. Po.ANDI: Yogyakarta.
Winardi. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. P


[1] Gregory Moorhead, Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi, Salemba Empat, Jakarta, 2013, hal: 63.
[2] Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Prenada Media, Jakarta, 2004, hal: 197.
[3] Wursanto, Dasar-dasar ilmu organisasi, Po.ANDI, Yogyakarta, 2003, hal: 277.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puncak Natas Angin; Puncak dengan Jalur yang istimewa

Setelah beberapa lama merindukan angin malam diatas ketinggian, kali ini aku punya kesempatan untuk menakhlukan Puncak Natas angin bersama ...